WahanaNews.co, Jakarta -Kementerian Perdagangan menggelar rapat koordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait di Jakarta, pada Kamis, (15/2) untuk membahas jawaban Pemerintah Indonesia dalam menghadapi tuduhan antisubsidi produk ekstrusi aluminium Indonesia ke Amerika Serikat (AS).
Departemen Perdagangan AS (United States Department of Commerce) yang merupakan Otoritas AS telah mengirimkan kuesioner tambahan dalam penyelidikan antisubsidi atas
impor produk ekstrusi aluminium asal Indonesia.
Baca Juga:
Kopi Indonesia Dipamerkan dengan Konsep Lounge dalam Seoul International Café Show ke-23
Rapat koordinasi diikuti perwakilan Direktorat Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Direktorat Peraturan Perpajakan I, dan Direktorat Peraturan Perpajakan II Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. Hadir juga perwakilan dari PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Asuransi Asei Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Alfo Citra Abadi, serta PT Indal Aluminium Industri.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso menyebut, koordinasi ini penting dilakukan
agar jawaban Pemerintah Indonesia dapat disusun berdasarkan informasi yang valid dan dapat diverifikasi kementerian/lembaga terkait.
“Diharapkan rapat koordinasi ini dapat menghasilkan masukan agar ekspor ekstrusi aluminium Indonesia ke AS dapat terjaga dan ditingkatkan,” ujar Budi.
Baca Juga:
Dialog Pemimpin APEC dengan ABAC: Indonesia Dukung Pasar Kredit Karbon dan Perdagangan Digital
Sementara Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno mengatakan, Direktorat Pengamanan
Perdagangan berupaya agar Pemerintah Indonesia dapat terus bersikap kooperatif untuk memperoleh hasil terbaik dari penyelidikan antisubsidi ini.
Selain ekstrusi aluminium, saat ini Direktorat Pengamanan Perdagangan sedang menangani penyelidikan trade remedies dari AS yaitu penyelidikan antidumping dan antisubsidi produk matras dan udang asal Indonesia.
“Dengan bersikap kooperatif, Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memperoleh hasil terbaik,
khususnya dalam penyelidikan antisubsidi dari AS. Tujuannya, agar hubungan dagang Indonesia dengan
negara mitra dapat terus terjaga dan dapat mendorong kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia,”
tambah Natan.