WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan pada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia untuk mengawal minat investasi Hon Hai Precision Industry Co Ltd atau Foxconn.
Rencana penanaman modal perusahaan asal Taiwan tersebut sebelumnya telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) terkait rencana investasi Foxconn, Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk di Indonesia.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Adapun nilai rencana investasi tersebut sebesar USD 8 miliar, atau setara Rp 118,4 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS), dan perkiraan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.
Bahlil mengungkapkan, Presiden Jokowi sangat mengapresiasi rencana investasi Foxconn yang akan berkolaborasi dengan BUMN dan swasta nasional, dengan melibatkan pengusaha lokal dan UMKM.
Kementerian Investasi/BKPM diperintahkan untuk melakukan pengawalan rencana investasi Foxconn sampai dengan terealisasi.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
"Bapak Presiden memerintahkan kepada saya untuk segera mengawal sampai pada tahap eksekusi. Presiden berharap ini segera terealisasi, dan satu konsep yang paling disenangi presiden ini adalah kolaborasi BUMN, PMA dan swasta nasional yang melibatkan pengusaha lokal dan UMKM," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/6/2022).
Untuk pelaksanaan, Bahlil mendorong agar rencana investasi Foxconn ini berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah dengan berbagai insentif yang ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia.
KIT Batang menjadi salah satu lokasi yang menjadi bagian dari pembangunan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini telah masuk investasi dari Hyundai dan LG asal Korea Selatan.
Chairman Foxconn Young Liu menyampaikan apresiasi atas dukungan Jokowi dan jajaranya, yang akan sepenuhnya memfasilitasi investasi Foxconn. Pihaknya sendiri menawarkan model bisnis baru, yakni BOL (Build, Operate, Localize) untuk investasinya di Indonesia.
"Adanya model bisnis baru BOL ini akan memungkinkan Foxconn dan perusahaan Taiwan lainnya untuk dapat bermitra lebih baik lagi dengan perusahaan Indonesia dalam membangun industri di sini," ujar Young.
"Kami yakin bahwa kerja sama antara Foxconn dengan Pemerintah Indonesia ini dapat mencapai kesuksesan besar," pungkas dia.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu atau KIT Batang di Jawa Tengah telah memasuki tahap kedua dengan luasan lahan 1000 hektare.
Bahlil menyampaikan, di lahan tersebut akan diisi sejumlah perusahaan ternama dunia mulai dari LG asal Korea Selatan sampai perusahaan asal Taiwan Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn).
Bahkan, Tesla, Inc juga akan mendirikan pabriknya di KIT-Batang jika proses negosiasi berjalan lancar.
"Di mana 1000 hektare tahap kedua ini LG sendiri masuk 200 hektare, kemudian Foxconn masuk tahap kedua, dan InsyaAllah kalau memang dari Amerika (Tesla) ini positif masuk," ujar Bahlil saat mendampingi Presiden Jokowi dalam seremoni acara Seremoni Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Batang, Jawa Tengah, pada Rabu 8 Juni 2022.
Meski begitu, Bahlil tidak mengungkap lebih lanjut terkait perkembangan rencana investasi Tesla ke Indonesia. Termasuk luasan lahan yang disediakan untuk perusahaan milik Elon Musk tersebut.
Lebih lanjut, Bahlil mengaku optimis target penjualan lahan kawasan industri Batang dapat mencapai 50 persen lebih dari total luasan 4.300 hektare pada akhir tahun 2023 mendatang.
"Kami yakin bahwa 2023 akhir menjelang 2024, target kami minimal 50 persen dari 4.300 ha juga di Batang akan terisi," tutupnya.
Guna mewujudkan integrasi vertikal hingga pembuatan baterai akhir, pihaknya menggunakan wilayah Kawasan Industri Batang seluas 275 hektar dan menerima insentif dari pemerintah dan penerapan teknologi terbaru dari LG Consortium.
“Selain itu, kami secara aktif bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan PLN untuk mengoperasikan pabrik dengan energi daur ulang sejalan dengan tren ESG global,” ujarnya.
Dia pun meyakini proyek Grand Package ini akan memberikan kontribusi utama bagi industri baterai sekunder global dalam 26 tahun kedepan. Ketika produksi massal proyek direncanakan dengan mitra Indonesia Antam dan IBC.
“Serta untuk merealisasikan semua investasi yang direncanakan, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk menandatangani JV Tambang pada bulan September 2022, dan kerja sama yang aktif bersama pemerintah Indonesia, Antam, dan Konsorsium LG menjadikan hal ini sangat penting bagi kami,” pungkasnya. [qnt]