WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan, pemulihan ekonomi global sudah menunjukkan tanda-tanda yang baik.
Berbagai indikator menggambarkan bahwa kegiatan perekonomian telah melaju ke jalur positif sejak mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemprov Jambi Gelar Tabligh Akbar dan Launcing Sedekah Anak Yatim
"Sinyal pemulihan (ekonomi) global sudah sangat terasa, baik dari aktivitas manufaktur global yang tumbuh positif, serta ekspor-impor yang mulai menggeliat dan terus mengalami peningkatan," ujar Jokowi, dalam webinar ISEI, Selasa (31/8/2021).
Tanda-tanda pemulihan itu didukung oleh proyeksi berbagai lembaga internasional yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perbaikan pada akhir 2021 dan 2022.
Dana Moneter Internasional atau IMF, misalnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi global menyentuh 6,0 persen dan 4,9 persen pada 2021 dan 2022.
Baca Juga:
Pemerintah Buka Opsi untuk Naikkan Harga BBM, Ini Alasannya!
Berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Eropa, pun telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, yang biasanya hanya 0,5 persen, telah mencapai 5,4 persen.
Sedangkan ekonomi Jerman, yang semula tumbuh di bawah 1 persen, kini telah menyentuh 3,8 persen.
Di Indonesia, sinyal pemulihan ekonomi terlihat pada kuartal II.
Selama periode April-Juni 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07 persen, setelah sebelumnya mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi diikuti inflasi yang masih relatif terjaga di kisaran 1,5 persen; konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,9 persen; investasi yang meningkat 7,5 persen; dan indeks kepercayaan pemerintah yang pulih menjadi 115,6.
Sementara itu, angka ekspor di kuartal II naik 31,8 persen.
Meski telah menunjukkan tren positif, Jokowi mengatakan Indonesia harus mewaspadai pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV, akibat dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Indonesia, kata dia, mampu menggunakan momentum krisis untuk mempercepat transformasi ekonomi.
"Kita harus mampu mengubah ketergantungan pertumbuhan ekonomi dari sektor konsumsi, kita transformasikan ke sektor produksi. Semua komoditas yang ada didorong untuk industrialisasi, hilirisasi," kata Jokowi. [dhn]