WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau geothermal (PLTP) belum terpakai sepenuhnya.
Dari maksimum potensi sebesar 29 ribu MW, yang terpakai baru sekitar 2.000 MW atau sekitar 9 persennya saja.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
"Geothermal belum diapa-apakan. Kekuatan kita (Indonesia) 29 ribu MW, yang baru terpakai kira-kira 2.000 MW, 10 persen belum ada," ungkap Jokowi dalam keterangan resmi, Jumat (3/12).
Selain PLTP, Jokowi menyebut Indonesia memiliki 4.400 sungai yang bisa menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau hydro power.
Ia mencontohkan Sungai Mamberamo di Papua memiliki potensi menghasilkan listrik 24 ribu mW dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang berpotensi menghasilkan antara 11 sampai 13 ribu MW.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
"Baru dua sungai, kita (Indonesia) sekali lagi memiliki 4.400 sungai," kata Jokowi.
Lebih lanjut ia mengatakan energi baru terbarukan seperti PLTP dan PLTA akan menjadi pembahasan dalam presidensi G20.
Hal ini karena semua negara sedang berlomba-lomba bergerak ke arah ekonomi hijau.
"Kalau misalnya, nanti suatu titik entah dua tahun lagi, entah tiga tahun lagi, atau lima tahun lagi, Eropa misalnya hanya menerima produk-produk hijau yang dihasilkan dari energi baru terbarukan dan Indonesia belum siap, bagaimana Indonesia mau mengekspor barang-barang?," papar Jokowi.
Oleh karena itu, pemerintah juga akan mendorong transisi energi menuju nol emisi bersih di dalam negeri.
Dalam kesempatan sebelumnya, Jokowi mengatakan pemerintah mulai membangun kawasan industri hijau (green industrial park) pada pertengahan Desember 2021. Kawasan itu akan dibangun di Kalimantan Utara.
"Pertengahan bulan ini bangun green industrial park di Kalimantan Utara," ucap Jokowi.
Ia mengatakan kawasan industri hijau itu akan menjadi yang terbesar di dunia. Nantinya, kawasan itu akan disuplai oleh energi hijau untuk sumber energi penggerak industri.
Luas lahan yang akan dikembangkan di kawasan industri hijau adalah 30 ribu hektare (ha). Luasnya bertambah dari prediksi semula yang hanya 13 ribu ha. [rin]