Dia menilai, Direksi BUMN masih gagap dalam menjalankan transformasi nilai-nilai yang oleh Erick dijadikan crash program yang harus segera diaplikasikan secara top down.
"Transformasi tampilan memang mudah, rebranding sejumlah BUMN mengikuti perubahan logo dan core value telah dilakukan nyaris serentak. Namun, penanaman nilai ternyata hal yang berbeda," tegasnya.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Sampaikan Terima Kasih atas Dukungan Pemuda Pancasila di Pilkada DKI Jakarta
Berangkat dari keresahan Presiden Jokowi itu, Arif berharap agar Erick tidak lagi malu-malu menggunakan idiom Pancasila sebagai dasar nilai AKHLAK yang saat ini masif dikampanyekannya.
Sebab, tanpa keterusterangan ini, AKHLAK akan sulit menjadi penyelamat BUMN sebagai aset negara. Karena, salah satu sebabnya adalah masih banyak insan BUMN yang belum sepenuhnya menerima, memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
“Kalau ada Direksi BUMN korupsi, jelas dia bukan Pancasilais, kalau ada Direksi BUMN bekerja untuk kepentingan asing, jelas dia melawan ideologi Pancasila," ungkapnya.
Baca Juga:
Sekretaris Pengurus Pusat BPPH Pemuda Pancasila Apresiasi Peluncuran Aplikasi Kita Pancasila: Terobosan Baru
"Itu contoh saja apa yang terjadi dengan BUMN saat ini, sehingga masih banyak yang kinerja jeblok. Karena tidak sepenuhnya bekerja untuk merah putih,” ucap Arif.
Karena itu, Arif menyarankan kepada Erick agar menegaskan core value BUMN adalah AKHLAK Pancasila. Ditambahkan dalam rangka mengejar crash program 2 tahun perbaikan BUMN yang menjadi tantangan presiden.
"BUMN harus mulai me-retool Direksi dan Komisaris BUMN yang tidak bisa comply dengan core value AKHLAK dan tidak memahami nilai nilai Pancasila," tuturnya.