WahanaNews.co, Purwakarta - PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) menjalin kolaborasi dengan Powerchina International Group Limited (Powerchina) dalam rangka mengakselerasi bauran energi baru terbarukan (EBT) di tanah air. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kedua belah pihak untuk melakukan joint feasibility pengembangan potensi energi angin di Indonesia pada Kamis, (9/11).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama dengan Powerchina merupakan wujud upaya PLN untuk terus mendorong transisi energi. Dalam rangka menanggulangi krisis perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon, eksplorasi sumber-sumber EBT baru yang potensial perlu terus dilakukan.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Kita bersama-sama menghadapi tantangan krisis perubahan iklim. Untuk itu, kita berkomitmen membangun kemitraan yang kuat guna mengubah tantangan tersebut menjadi peluang," jelas Darmawan.
Ket foto: Ditandatanganinya nota kesepahaman ini menandai dimulainya kerja sama PLN Nusantara Power dengan Powerchina dalam mengembangkan potensi energi angin di Indonesia. Keterangan Foto: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kanan), Vice President Director of Powerchina International Group Limited, Zhou Jiayi (kedua dari kiri), Komisaris PLN, Dudy Purwagandhi (kanan), Komisaris PLN, Charles Sitorus (Kiri), Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah (ketiga dari kanan), dan Chief Representative in Indonesia, Powerchina International, Guo Xiaodan (ketiga dari kiri). [WahanaNews.co/PLN]
Darmawan memaparkan, perkiraan total potensi energi angin yang ada di seluruh Indonesia mencapai 155 Gigawatt (GW).
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Selain pengembangan potensi angin, kedua pihak juga menyepakati kajian pengembangan lain. Yaitu, kajian pembangunan pembangkit bertenaga angin lepas pantai di Samudera Hindia dan Pasifik serta pembangkit berbasis EBT lain seperti tenaga hidro, biomassa, surya, dan ombak.
"Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan PLTS yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia bersama PLN telah memetakan dengan seksama potensi EBT yang ada di Indonesia. Kami sudah punya angkanya. Sehingga dengan kolaborasi ini, potensinya akan jadi tak terbatas," tukas Darmawan.
Senada dengan Darmawan, Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menambahkan, kolaborasi dengan Powerchina adalah bagian dari upaya PLN Group membantu pemerintah Indonesia mencapai target net zero emissions di tahun 2060. Kolaborasi ini semakin penting posisinya mengingat besarnya potensi EBT di tanah air.
"Kolaborasi ini tidak hanya menjanjikan kesuksesan dari sisi bisnis. Namun, lebih luas akan berdampak signifikan di tingkat global dan punya potensi mengubah wajah industri energi," sebut Ruly.
Dirinya merasa kolaborasi ini akan sangat produktif karena akan fokus untuk mengkaji potensi EBT di tanah air. Tidak berhenti di sana, studi kelayakan juga akan mencakup aspek ekonomi dan teknikalnya.
"Kita punya visi yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam perjalanan transisi energi ini. Kami juga berharap kolaborasi ini semakin meningkatkan kemitraan strategis antara Indonesia–China dalam pengembangan energi angin dan EBT lainnya guna mendukung transisi energi Indonesia," tambah Ruly.
Vice President Director of Powerchina International Group Limited, Zhou Jiayi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan berbagai proyek penambahan bauran EBT di Indonesia bersama PLN. Dirinya optimis, kolaborasi ini akan terus berlanjut mengingat telah banyak kolaborasi dijalin Powerchina bersama PLN.
Meski Jiayi mengakui dalam kolaborasi ini pihaknya menemui cukup banyak tantangan dari sisi geografis. Namun, berkat komitmen kuat masing-masing pihak dan teknologi yang memadai, semua tantangan tersebut bisa diatasi.
"Kami punya sejarah panjang bekerja sama dengan PLN. Harapannya, segera kita akan uji coba bersama dan mengupayakan beberapa strategi tambahan untuk meningkatkan pemanfaatan EBT di Indonesia," tutup Jiayi.
[Adv/Redaktur: Amanda Zubehor]