"Pengaruh tersebut, tidak hanya untuk menumbuhkan rasa bangga dengan produk buatan Indonesia, namun juga jeli melihat berbagai peluang untuk terus memasarkan produk Indonesia di Taiwan. Dengan segala keterbatasan modal, kedua anak muda ini tetap memilih untuk memasarkan produk Indonesia di Taiwan," kata Iqbal.
Jefferson Singgih memilih menjadi pengusaha yang menjual produk kebutuhan sehari-hari secara daring melalui sosial media dan platform niaga elektronik (e-commerce).
Baca Juga:
Tips Belanja Cerdas di Era Digital
Berasa dari Jawa Timur, Jefferson memberikan nama toko daringnya “Tuku Online”. Dominasi WNI yang mengerti bahasa jawa menjadi alasan untuk memilih nama tersebut agar lebih familiar dengan konsumen.
Meskipun memiliki target konsumen utama WNI, namun dia yakin produk yang dibeli WNI di Taiwan secara tidak langsung pasti akan digunakan masyarakat Taiwan.
Ini dikarenakan sebagian besar WNI di Taiwan didominasi pekerja di sektor jasa perawatan dan pengasuhan (caregiver) yang bersinggungan langsung dengan atasan yang sebagian besar adalah warga Taiwan.
Baca Juga:
Uang Palsu Beredar di E-commerce, Bank Indonesia Buka Suara
Lain halnya dengan Febrina Aulia, anak muda yang masih berstatus mahasiswi ini memilih untuk menjual berbagai macam sepatu kasual merek Indonesia.
Dia melihat kebiasaan orang Taiwan yang menggunakan sepatu sebagai alas kaki sehari-hari, baik formal maupun informal sebagai peluang.
Selain itu, Febrina menilai kualitas sepatu Indonesia dapat bersaing walaupun merek sepatu dari Indonesia belum dikenal masyarakat Taiwan.