WahanaNews.co | Kementerian Perdagangan memfasilitasi pemilik kekayaan intelektual (intellectual property/IP) lokal untuk ikut serta dalam pameran INABUYER B2B2G Expo 2023 pada 5–7 Juli 2023 di Gedung Smesco, Jakarta.
Fasilitasi promosi IP lokal pada pameran INABUYER B2B2G Expo 2023 ini merupakan implementasi kerja sama Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO).
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
“Pameran INABUYER B2B2G Expo 2023 akan menjadi wadah berkumpulnya komunitas pembeli, baik dari asosiasi, pemerintahan, swasta, dan industri untuk dapat melakukan business matching, networking, dan kontrak kerja secara langsung. Potensi order dari ajang ini mencapai Rp2.000
triliun,” ujar Dirjen PEN Kementerian Perdagangan Didi Sumedi.
Dalam pameran tersebut, Kemendag memfasilitasi para pemilik IP yang tergabung dalam Asosiasi Intelektual Properti Kreatif Indonesia (AIPI). Beberapa produk IP yang dipamerkan antara lain Tahilalats, Milk Mocha, Si Juki, Lokapala, dan Oramon.
Didi menambahkan, Kemendag terus
mendukung IP lokal yang bisa mengglobal. Menurutnya, Pameran INABUYER B2B2G Expo 2023 merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan IP lokal.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
“Pada pameran ini, ratusan pembeli dan pemasok berkualitas dari berbagai industri dan lembaga pemerintahan berkumpul dalam satu lokasi. Para pembeli pun dapat
memenuhi kebutuhan rantai pasok perusahaan sebagai substitusi impor,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan dikatakan Didi, berbagai produk IP dapat dimanfaatkan sebagai strategi promosi produk-produk pelaku usaha maupun pemilik merek. Sebagai contoh, karakter atau tokoh kartun yang merupakan produk IP dapat disertakan dalam proses penciptaan suatu produk yang memiliki nilai
tambah lebih.
Selain itu, daya jual sebuah produk akan semakin terdiversifikasi karena sifat dari karakter IP yang adaptif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan produk maupun jasa. [jp/jup]