WahanaNews.co, Tangerang -
Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus memperkuat upaya peningkatan ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pengembangan model bisnis waralaba (franchise) dan toko unggulan (flagship store).
Kedua skema ini diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar produk UMKM Indonesia di Eropa, khususnya di Belanda yang memiliki posisi
strategis sebagai pintu gerbang perdagangan kawasan tersebut.
Baca Juga:
Sinergi Kemendag dan BPKH Penuhi Kebutuhan 2 Juta Jemaah Haji dan Umrah Indonesia di Arab Saudi
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal PEN Fajarini Puntodewi saat membuka seminar “Facilitating Indonesian SME Export Through Franchises and Flagship Stores in the Netherlands” pada Trade Expo Indonesia ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (16/10). Turut mendampingi Dirjen PEN Fajarini yaitu Sekretaris Ditjen
PEN Arief Wibisono.
“Belanda memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang bagi produk Indonesia menuju masyarakat Eropa. Selain memiliki hubungan historis yang panjang dengan Indonesia, Belanda juga dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan logistik dunia. Dengan demikian, perluasan kehadiran UMKM Indonesia di Belanda melalui skema waralaba dan toko unggulan merupakan langkah yang
tidak hanya realistis, tetapi juga strategis,” ujar Puntodewi.
Puntodewi menjelaskan, konsep waralaba dan toko unggulan dapat menjadi solusi efektif bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar internasional tanpa harus menanggung biaya ekspansi
penuh secara mandiri.
Baca Juga:
Sambut Baik Buyer Hong Kong, Wamendag Roro: Optimalkan Business Matching TEI 2025
Melalui skema waralaba, pelaku UMKM dapat menstandarkan kualitas
produk dan membangun merek global dengan lebih cepat. Sementara itu, toko unggulan berfungsi sebagai etalase utama yang menampilkan citra dan keunikan produk Indonesia secara langsung kepada masyarakat Eropa.
Puntodewi menambahkan, upaya ini sekaligus menjadi bagian dari strategi membangun penjenamaan negara (nation branding) bagi produk Indonesia yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga mencerminkan identitas dan budaya bangsa.
“Produk yang kuat secara budaya akan lebih mudah diterima dan dihargai oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu, kualitas, keunikan, dan nilai budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategi ekspor kita,” lanjut Puntodewi.