Penyelenggaraan pameran EIM sekaligus memperingati 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Meksiko yang telah terjalin sejak tahun 1953 melalui penandatanganan Joint Declaration oleh pemimpin kedua negara.
Dalam kancah global, Indonesia dan Meksiko tergabung dalam beberapa wadah organisasi yang sama seperti United Nations, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), G20, serta forum konsultatif antar-lima negara yaitu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA, sejak 2013).
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa Eks Stafsus Mendag
Populasi Meksiko sendiri hampir 130 juta jiwa dan produk domestik bruto (PDB) per kapita negara tersebut lebih dari USD 11.000. Hal ini menjadikan Meksiko sebagai mitra prospektif bagi
Indonesia.
Sementara itu, Dubes Cheppy mengatakan, pameran EIM merupakan promosi integrasi untuk tiga sektor yakni perdagangan, pariwisata, dan investasi yang pertama kali dilaksanakan di Meksiko.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi media untuk meningkatkan kontribusi Indonesia di pasar Meksiko yang saat ini relatif kecil jika dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya,” ungkap Dubes Cheppy.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Dirjen PEN Didi menjelaskan, selama lima tahun terakhir (2018-2022), ekspor nonmigas Indonesia ke Meksiko tumbuh 15,86 persen yaitu dari USD 893,3 juta menjadi USD 1,59 miliar.
Pada periode Januari-Mei 2023, rekapitulasi ekspor nonmigas nasional ke Meksiko tercatat sebesar USD 730,3 juta atau naik 12,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Meksiko terdiri atas kendaraan bermotor dan suku cadangnya, alas
kaki, komponen elektronika aktif (electronic integrated circuits), ban mobil, karet alam, produk kertas, dan perhiasan.