WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah terus berupaya melakukan peningkatan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing. Dalam hal ini, pemerintah memegang peranan penting untuk menyiapkan program-program strategis yang menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki industri kerja.
Pengembangan SDM juga merupakan salah satu dari prioritas dalam pelaksanaan program Making Indonesia 4.0. Dalam periode bonus demografi, yaitu ketika struktur demografi didominasi oleh penduduk usia muda, pengembangan kualitas SDM menjadi sangat penting.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Penyerapan Batik IKM Jadi Seragam Jemaah Haji
“Untuk mempersiapkan bonus demografi dengan pembangunan SDM di era digital saat ini, kelompok usia produktif harus dibekali dengan keterampilan agar mampu mengembangkan potensi diri ketika terjun langsung di dunia industri kerja dan mampu menjawab semua tantangan terkait era industri 4.0,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan, di Jakarta, Sabtu (9/3).
Salah satu upaya yang terus dilakukan oleh Kemenperin dalam rangka peningkatan keterampilan SDM industri adalah menyelenggarakan pelatihan yang mengedepankan skilling, upskilling, dan reskilling melalui program kerja sama yang dilakukan antar lembaga dan pemerintah.
Masrokhan menyampaikan, sudah ada beberapa bentuk kerja sama MoU yang dibangun antara Satuan Kerja (Satker) BPSDMI dengan perusahaan Korea Selatan. Hubungan antara Kemenperin dan pemerintah Korea Selatan yang telah dibangun baik tentunya membuka peluang bagi SDM nasional mendapatkan pembelajaran dan mampu berdaya saing dengan SDM negara-negara maju.
Baca Juga:
Pacu Kesiapan IKM Terapkan Teknologi Digital, Kemenperin Gelar Workshop INDI 4.0
Salah satu kerja sama yang telah terjalin adalah antara Politeknik Industri Petrokimia Banten (PIPB) bersama PT Krakatau Posco dan Korea National Ppuri Industry Center. Ppuri yang dalam bahasa Korea berarti “akar” merupakan istilah untuk menyebut teknologi yang digunakan dalam proses dasar di sektor manufaktur. Teknologi tersebut memegang peranan penting terhadap kualitas teknologi modern saat ini.
Politeknik Industri Petrokimia Banten, PT Krakatau Posco, dan Korea National Ppuri Industry Center telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 4 Maret 2024, bertempat di Hotel Mulia, Jakarta sebagai bentuk upaya memperkuat komitmen dari para pihak tersebut untuk membina para profesional terampil dalam sektor teknologi, khususnya teknologi Ppuri.
Kolaborasi yang komprehensif ini akan diwujudkan melalui berbagai aspek kerja sama, meliputi pendidikan vokasi, termasuk pengembangan program, peningkatan infrastruktur, dan kemitraan industri. Kolaborasi ini juga bertujuan untuk memberdayakan para pemimpin generasi berikutnya sekaligus memperkuat hubungan Indonesia-Korea.
MoU ini juga mengacu pada perjanjian kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya yaitu antara BPSDMI dan Pusat Industri Ppuri Nasional Korea tentang Kerja Sama Teknologi Ppuri, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 7 September 2023, dan juga MoU BPSDMI dan PT Krakatau POSCO tentang Kerja Sama Penyediaan Sumber Daya Manusia Industri Sektor Logam, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 2023 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, hadir Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi yang memberikan sambutannya. Andi menyebutkan, melalui penjajakan kerja sama teknologi Ppuri yang dimulai pada bulan September, pemerintah dan pemangku kepentingan industri Korea diharapkan dapat meningkatkan proses pelatihan/peningkatan kapasitas pekerja industri, serta dapat membantu penerapan sertifikasi standar SDM industri di Indonesia Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Minggu (10/3).
[Redaktur: Alpredo Gultom]