Namun untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan, pada lima tahun pemerintahan saat ini, investasi perlu mencapai Rp 13.000 triliun.
Untuk tahun 2025, target investasi nasional ditingkatkan menjadi Rp 1.900 triliun dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 1.700 triliun.
Baca Juga:
Usai Diresmikan Presiden, MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Perlu Dukungan Semua Pihak untuk Capai Target KEK Sanur di 20 Triliun
Pada kuartal I-2025, investasi telah mencapai Rp 465 triliun, dan laporan awal kuartal II menunjukkan hasil yang tetap dalam jalur aman.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa tantangan besar masih akan dihadapi pada kuartal III dan IV, khususnya dalam hal penyederhanaan dan efisiensi layanan perizinan.
Todotua mengungkapkan bahwa Indonesia sempat kehilangan potensi investasi hingga Rp 2.000 triliun pada tahun 2024 akibat kendala perizinan dan kondisi iklim investasi yang belum sepenuhnya kondusif.
Baca Juga:
Bangun Fondasi Kemandirian, DPR-MPR Dorong Pemerintah Perkuat Pangan, Energi, dan Teknologi
Sebagai bagian dari solusi, Kementerian yang dipimpin Menteri Rosan Roeslani bertekad mereformasi sistem melalui revisi peraturan-peraturan kunci tersebut.
“Semoga ini menjadi terobosan dalam mempercepat, mempermudah, dan memberikan kepastian investasi,” tegasnya.
Ia juga menyoroti masih adanya 1.700 jenis perizinan yang tersebar di sekitar 17 kementerian/lembaga. Namun, sistem OSS belum sepenuhnya digunakan oleh sektor industri keuangan.