WahanaNews.co | Berdasarkan pengamatan Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, pembatalan perhelatan Piala Dunia U-20 di Tanah Air berdampak cukup signifikan bagi perekonomian.
Berkaca pada penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Korea pada 2017, nilai manfaat yang bisa dihasilkan mencapai hingga lebih dariRp 50 triliun. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal.
Baca Juga:
Igor Tudor Dikabarkan Ingin Hengkang, Juventus Terancam Alami Pergantian Pelatih Lagi
Dampak dari pembatalan gelaran acara olahraga tingkat dunia ini, Indonesia kehilangan potensi manfaat hingga Rp 100 triliun ke perekonomian.
"Bisa puluhan triliunan rupiah. Dampak ekonomi secara lebih luas bahkan bisa di atas Rp 100 triliun," ujarnya, melansir Kompas.com, Senin (3/4/2023).
Adapun sektor-sektor bisnis yang akan paling terdampak dari pembatalan ini, yaitu pariwisata, transportasi, bisnis makanan, minuman, restoran, akomodasi, pakaian, dan aksesoris.
Baca Juga:
Sudah Ludes Satu Juta, Tiket Piala Dunia 2026 Diserbu Penggemar dari 212 Negara
"Akan ada perbedaan pendapatan pelaku usaha tersebut antara ada event (Piala Dunia U-20) dan tidak ada event tersebut," ungkap Faisal.
Namun, menurutnya, pembatalan Piala Dunia U-20 ini tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi tetapi juga pada aspek politik. Terlebih, saat ini sudah memasuki masa menjelang tahun politik sehingga stabilitas sosial politik perlu dijaga.
Jadi, menurutnya, meski Indonesia kehilangan triliunan rupiah akibat pembatalan Piala Dunia U-20, namun akan berisiko tinggi apabila acara ini tetap diselenggarakan di Indonesia.