WAHANANEWS.CO - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang waralaba KFC di Indonesia, berencana menambah modal sebesar Rp80 miliar melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Dana tersebut akan dikucurkan langsung oleh dua pemegang saham utama: PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (Grup Salim).
Baca Juga:
Fakta-fakta Unik KFC yang Belum Banyak Diketahui Konsumen
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (14/5/2025), FAST menyebutkan bahwa suntikan modal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan yang saat ini mengalami modal kerja bersih negatif Rp1,67 triliun dan rasio liabilitas terhadap aset mencapai 96 persen.
“Perseroan mengalami kebutuhan modal kerja yang signifikan guna menjaga keberlangsungan usaha dan mendukung kegiatan operasional,” tulis manajemen FAST.
FAST akan menerbitkan maksimal 533,3 juta saham baru dengan harga Rp150 per saham. Rinciannya:
Baca Juga:
Tim Basket SMA BPK Penabur Cirebon Kawinkan Gelar Juara Honda DBL with KFC 2022 West Java Series
PT Gelael Pratama: 213,3 juta saham
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk: 191,6 juta saham
Dana ini akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja, dengan rincian:
Rp52 miliar untuk pembelian persediaan dan pembayaran kewajiban lancar
Rp28 miliar untuk efisiensi biaya operasional, seperti pengendalian biaya karyawan dan beban promosi
Jika rencana ini disetujui, maka:
Kepemilikan Gelael Pratama naik dari 40% ke 41,18%
Kepemilikan Indoritel naik dari 35,84% ke 37,51%
Kepemilikan publik terdilusi dari 16,18% menjadi 14,27%
“Pemegang saham pengendali tetap adalah PT Gelael Pratama, dengan Elisabeth Gelael sebagai Ultimate Beneficial Owner,” tegas manajemen.
Rencana ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (16/5/2025) di Gedung Gelael, Jakarta.
Injeksi modal ini diharapkan mampu menurunkan rasio liabilitas terhadap ekuitas dari 26,63 kali menjadi 15,99 kali, serta memperkuat posisi likuiditas perusahaan di tengah persaingan industri makanan cepat saji.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]