WahanaNews.co, Jakarta - Program konversi motor bensin menjadi motor listrik masih kurang diminati, sesuai pengakuan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Data realisasi hingga September 2023 mencatat hanya ada 191 motor listrik hasil konversi.
Baca Juga:
Dikunjungi Presiden Jokowi, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik di Booth PLN di PEVS 2024
Target untuk tahun 2023 adalah mencapai 50 ribu unit motor konversi dari bensin ke listrik.
Namun, baik penjualan motor konversi maupun penjualan motor listrik subsidi masih jauh dari target yang ditetapkan, dengan hanya tercapai sebanyak 66.000 unit dari target 200 ribu unit pada tahun yang sama.
"Hingga September 2023 berdasarkan jumlah SRUT (Sertifikat Registrasi Uji Tipe) yang terbit, terdapat 66.000 sepeda (motor) listrik dan 191 motor konversi listrik dari 29 bengkel tersertifikasi. Data tersebut tentunya masih jauh dari target pemerintah," kata Budi, dalam sambutannya melalui video tapping, di acara Inabuyer EV EXPO 2023, di SMESCO, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023).
Baca Juga:
Beli Tiket PEVS 2024 di Aplikasi PLN Mobile, Dapat Diskon Tambah Daya Hingga 60 Persen!
Meskipun pemerintah memberikan insentif sebesar Rp 7 juta per unit untuk pembelian motor listrik baru dan konversi, program tersebut belum mendapatkan banyak perhatian.
Untuk mencapai target yang ditetapkan, pemerintah berencana merevisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) tentang program konversi motor listrik dengan meningkatkan subsidi dari Rp 7 juta per unit menjadi Rp 10 juta per unit.
Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong perubahan kendaraan berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik, menciptakan dampak positif bagi lingkungan.