Tiongkok merupakan tujuan ekspor barang dari Indonesia yang cukup berpengaruh.
Kenaikan ekspor terutama komoditas sangat dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang dipengaruhi oleh Tiongkok, Eropa, dan Amerika.
Baca Juga:
China Andalkan Kendali Rare Earth Sebagai Senjata Perang Dagang Lawan Amerika
Ke depannya, pemerintah Indonesia akan terus mengawasi krisis gagal bayar ini seiring dengan tetap menjaga pemulihan ekonomi domestik.
“Tidak dapat dimungkiri, isu Evergrande dapat memberikan pengaruh yang berhubungan erat dengan masuknya jumlah investasi asing ke Indonesia. Namun, kita harus melihat bahwa investasi properti di Indonesia masih didominasi oleh investor lokal yang sangat memperhatikan pergerakan pasar dalam negeri, sehingga properti di sini lebih dipengaruhi oleh iklim investasi dan pergerakan perekonomian di Indonesia," kata dia.
“Selain itu, kita juga harus optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi akan naik di 2022. Terlebih program pembangunan infrastruktur dari pemerintah ikut mendorong sektor properti untuk tumbuh dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional," kata dia.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Ia menjelaskan, hal itu terlihat dari data dari Bank Indonesia yang mencatat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 8,7% per September 2021.
Evergrande tidak berdampak negatif terhadap sektor properti di Indonesia secara keseluruhan.
"Memang ada pengaruhnya terhadap kondisi pasar keuangan, terutama pada surat berharga negara (SBN) dan pasar saham tanah air, namun saat ini sudah kembali pulih," kata Johanna. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.