WahanaNews.co, Jakarta | Bisnis arang kelapa terbilang menjanjikan. Meski sempat dianggap limbah, arang kelapa dapat menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulan.
Melansir detikcom, Pairin misalnya, mengaku bisa mendapat omzet Rp 100 juta-Rp 120 juta per bulan. Kepada tim d'Mentor, Pairin menjabarkan beberapa tips suksesnya dalam menjalankan bisnis.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Pairin menjelaskan jika dalam berbisnis penting untuk mengesampingkan gengsi. Menurutnya lebih penting memikirkan profit sebab hal tersebutlah yang menjadi tujuan akhir dalam berbisnis.
"Karena ini kan identik dengan kotor. Orang itu melihat dari kotornya saja sudah segan. Padahal usaha itu endingnya di profit kan, gitu aja," katanya.
Keberhasilannya bertahan hingga sekarang tak lepas dari konsistensinya dalam menjaga kualitas. Menurutnya, mengedepankan kualitas membantunya dalam mencari dan mempertahankan konsumen.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
"Kita bicara kualitas dulu, setelah kualitas memuaskan konsumen baru kita meningkatkan kuantitas, intinya itu," tambahnya. Setelah kualitas terpenuhi barulah bisa meningkatkan kuantitas.
Ia menekankan pentingnya keuletan dan tekad dalam berbisnis arang kelapa. Paimin menceritakan, awal memulai bisnis dirinya harus mendatangi pengusaha kuliner sate, ayam bakar sambil menawarkan produk arang kelapa.
Menjalin relasi yang baik dengan konsumen juga diperlukan. Seperti, menawarkan barang berkualitas dengan harga yang cocok hingga memberikan jaminan kontinuitas. Menurutnya ketiga hal tersebutlah yang dibutuhkan untuk dilirik pasar.
Calon pengusaha yang ingin terjun di bisnis ini juga harus pandai membaca peluang. Pairin menjelaskan jika setiap bagian arang punya nilai ekonomi yang menjual. Misalnya, limbah arang yang dapat diolah menjadi media tanam untuk tumbuhan.
Saat pandemi, bisnis tanaman pot berkembang cukup pesat. Berangkat dari situ, Pairin melihatnya sebagai peluang yang bisa menghasilkan
"Memang tadinya berangkatnya dari situ, limbah arang tadinya dibuang sia-sia aja kan. Setelah musim tanam itu, liat penghobi tanaman, kok banyak banget orang yang butuh media tanam itu, kita coba-coba, ya alhamdulillah dapat respon baik dari konsumen," ungkapnya.
Dari inisiatif dan ketekunannya, Pairin berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke bangku kuliah dan meningkatkan perekonomian keluarga.
[Redaktur: JP Sianturi]