WahanaNews.co | Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Pandu Patria Sjahrir minta pelaku usaha dompet digital atau e-wallet terus meningkatkan keamanan siber.
Hal ini merespons maraknya kasus data pribadi pelanggan bocor dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Juga:
Satgas Sektor Keuangan Imbau Masyarakat Waspadai Penipuan Berkedok Kerja Paruh Waktu
"Kita harus selalu memperbaiki (keamanan siber)," ujarnya kepada awak media di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Pandu menerangkan, upaya untuk terus memperkuat keamanan siber amat diperlukan untuk menutup celah pencurian data pribadi pelanggan. Menyusul, kian dinamisnya perkembangan pasar hingga peningkatan jumlah pengguna dompet digital di Indonesia.
"Karena kan selalu berubah, dan market juga berkembang sangat cepat," bebernya.
Baca Juga:
OJK Kalteng Tuntaskan 18 Pengaduan Konsumen
Pandu menambahkan, upaya menjaga keamanan siber juga merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan dompet digital terhadap nasabah. Sehingga, keyakinan nasabah untuk menggunakan layanan e-wallet tetap terjaga.
"Makanya ini sangat dinamis. Mindset-nya satu, jaga kepercayaan (pelanggan)," tutupnya.
Sebelumnya, hacker dengan nama akun @loliyta mengklaim telah mencuri 17 juta data pelanggan PLN di situs breached.to pada forum hacker bernama Breach Forum.
Dilansir dari Liputan6 pada Rabu (31/8), tim Tekno mereka memantau bahwa pelaku menawarkan beberapa jenis data pelanggan. Di antaranya yaitu ID lapangan, ID pelanggan, nama konsumen, alamat, tipe energi, nomor meter, besaran Kwh, dan sebagainya.
"Hi, Im selling data PLN 17 MILLION++ with field ID, Idpel, Name, Consumer Name, Energy Type, Kwh, Address, Meter No, Unit Upi, Meter Type, Nama Unit Upi, Unit Ap, Nama Unit Ap, Unit Up, Nama Unit Up, Last Update, Created At," tulis pelaku pada postingannya.
Ia bahkan menampilkan sejumlah sampel data korban dengan menyertakan alamat lengkap untuk meyakinkan calon pembeli. [qnt]