WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah sorotan publik soal utang dan manfaat jangka panjangnya, perdebatan seputar proyek kereta cepat Whoosh kembali memanas namun justru menjadi panggung bagi pernyataan tegas Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang menilai proyek ini telah menunjukkan arah kemandirian bangsa melalui keberanian mengambil keputusan strategis.							
						
							
							
								Luhut mengatakan bahwa sejak mulai beroperasi pada Oktober 2023 hingga Februari 2025, Whoosh telah mencatat lebih dari 12 juta penumpang dan mampu menutup biaya operasionalnya sendiri.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										KPK Pertimbangkan Pemanggilan Luhut Binsar Pandjaitan Terkait Proyek Kereta Cepat Whoosh
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								“Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025 serta memberi dampak ekonomi yang besar bagi wilayah yang dilintasinya,” tulis Luhut melalui akun Instagram pribadi, Kamis (30/10/2025).							
						
							
							
								Menurutnya, capaian tersebut adalah langkah awal menuju pengelolaan proyek infrastruktur berskala besar yang efisien dan bertanggung jawab.							
						
							
							
								“Whoosh menjadi bukti bahwa keberanian mengambil keputusan strategis adalah awal menuju kemandirian bangsa,” tegasnya.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Soal Dugaan Mark Up Whoosh, Mahfud Tegaskan Siap Diperiksa KPK
									
									
										
									
								
							
							
								Dalam unggahan yang sama, Luhut mengungkapkan dirinya memberikan pembekalan kepada calon perwira di Seskoad Bandung dan memilih menggunakan kereta cepat karena efisiensi waktu tempuh yang signifikan.							
						
							
							
								“Setiap kali ke Bandung, saya selalu memilih moda transportasi ini karena efisiensi waktunya, perjalanan yang dulu makan waktu 3–4 jam, kini bisa ditempuh hanya dalam 30–60 menit,” ujar Luhut.							
						
							
							
								Masih dalam unggahan tersebut, Luhut menyampaikan pesan kepada para perwira TNI agar memiliki keberanian terukur, disiplin tinggi, dan kemampuan adaptasi dalam merespons perubahan zaman.							
						
							
								
							
							
								“Begitu pula dengan para perwira TNI hari ini, diperlukan keberanian yang terukur, disiplin yang kuat, dan kemampuan adaptasi agar setiap langkah strategis mampu menjawab tantangan zaman,” ucapnya.							
						
							
							
								Ia juga menekankan pentingnya kemampuan kepemimpinan dan manajerial sebagai bekal membangun tim yang solid.							
						
							
							
								“Tentara hari ini tidak boleh hanya mahir memegang senjata, tetapi harus punya skill manajerial bagaimana membentuk tim yang solid,” kata dia.							
						
							
								
							
							
								Luhut mengingatkan bahwa integritas dan kredibilitas adalah pondasi moral sesuai nilai Sapta Marga yang wajib dipegang setiap prajurit TNI.							
						
							
							
								Selain soal Whoosh, ia menyoroti kondisi ekonomi nasional yang menurutnya menunjukkan kekuatan meski masih dalam fase transisi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.							
						
							
							
								“Meski masih dalam masa transisi, saya melihat pencapaian ekonomi satu tahun Presiden Prabowo menunjukkan kinerja yang kuat dan stabil,” tulisnya.							
						
							
								
							
							
								Luhut menyebut pemerintah tengah menjalankan percepatan kebijakan fiskal dan moneter guna memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang.							
						
							
							
								“Hal ini menjadi fondasi yang kuat untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” lanjutnya sembari menambahkan bahwa stabilitas nasional, termasuk peran TNI, menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepercayaan publik terhadap arah pembangunan.							
						
							
							
								Penegasan soal peran TNI itu ia rangkum melalui pandangannya tentang ketahanan nasional dan arah pembangunan bangsa yang harus terus berpihak pada kesejahteraan rakyat.							
						
							
								
							
							
								“Karena kekuatan sebuah bangsa lahir dari kemampuannya bernavigasi di tengah tantangan zaman, sembari tetap menjaga arah pembangunan agar tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negerinya,” ujarnya.							
						
							
							
								Di sisi lain, polemik utang proyek Whoosh kembali menyeruak setelah pemerintah memastikan pengelolaan proyek kini berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).							
						
							
							
								Presiden Joko Widodo menegaskan pada Senin (27/10/2025) di Solo bahwa sejak awal proyek ini adalah investasi sosial bukan semata mencari keuntungan, sebagai upaya memerangi kemacetan di Jabodetabek dan Bandung.							
						
							
								
							
							
								“Prinsip dasar transportasi massal itu layanan publik, bukan mencari laba,” ujar Jokowi.							
						
							
							
								Ia menghitung bahwa kerugian akibat kemacetan di Jakarta mencapai sekitar Rp 65 triliun per tahun dan gabungan Jabodetabek–Bandung bisa melampaui Rp 100 triliun, sehingga transportasi massal adalah solusi penting untuk efisiensi waktu dan peningkatan produktivitas.							
						
							
							
								Selain mengurangi kemacetan, kata Jokowi, Whoosh juga menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru sekaligus menekan emisi karbon.							
						
							
								
							
							
								Berdasarkan laporan, total utang proyek kereta cepat mencapai sekitar 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,38 triliun, dengan porsi 75 persen pendanaan melalui pinjaman China Development Bank bersuku bunga dua persen per tahun dan tenor 40 tahun.							
						
							
							
								Biaya proyek membengkak hingga 1,2 miliar dollar AS dengan tambahan bunga di atas tiga persen, sedangkan pinjaman tambahan 542,7 juta dollar AS dipakai untuk menutup porsi pembengkakan biaya yang ditanggung konsorsium Indonesia sebesar 75 persen, dan sisanya melalui PMN.							
						
							
							
								Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Jumat (10/10/2025) menyampaikan bahwa utang proyek Whoosh sebaiknya dikelola Danantara agar tidak lagi menjadi beban APBN.							
						
							
								
							
							
								“Kan KCIC di bawah Danantara ya, kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa dapat Rp 80 triliun atau lebih, harusnya mereka manage dari situ, jangan kita lagi,” ucapnya.							
						
							
							
								Purbaya menjelaskan bahwa pemisahan pembiayaan dari APBN memberi ruang bagi skema investasi lebih fleksibel dan kombinasi antara pemerintah dan sektor swasta.							
						
							
							
								COO Danantara Dony Oskaria pada Kamis (9/10/2025) menyebut pihaknya tengah menyiapkan dua opsi penyelesaian utang proyek yakni penambahan ekuitas atau penyerahan aset sebagai bagian dari skema pengelolaan mirip sektor perkeretaapian lainnya.							
						
							
								
							
							
								Ia menambahkan, Whoosh saat ini melayani sekitar 30.000 penumpang per hari dan memberi efek ekonomi signifikan, namun Danantara tetap harus memperhatikan keberlanjutan KAI sebagai induk usaha KCIC.							
						
							
							
								“Tapi dari satu sisi kita juga memperhatikan keberlanjutan KAI itu sendiri, karena KCIC ini sekarang bagian dari KAI, inilah yang kita cari solusi terbaik,” ujarnya.							
						
							
							
								[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]