WahanaNews.co, Jakarta - Respons Gibran Rakabuming, calon wakil presiden (Cawapres), terhadap peringatan Bank Dunia terkait kebijakan makan siang gratis mendapat perhatian dari media internasional.
Kebijakan makan siang gratis menjadi salah satu inisiatif yang diperjuangkan oleh Gibran bersama calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
Namun, Satu Kohinen, perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, menekankan perlunya perencanaan yang teliti untuk program makan siang gratis di Indonesia yang dianggapnya sebagai inisiatif yang ambisius.
Kohinen menyoroti kendala anggaran dan pentingnya menetapkan tujuan yang transparan.
Masukan dari Bank Dunia, yang mendukung pendekatan bertahap dan pencapaian yang jelas, mencerminkan keprihatinan dari berbagai sektor untuk memastikan keberlanjutan inisiatif ini tanpa mengganggu stabilitas ekonomi nasional.
Baca Juga:
Gibran Buka Posko 'Lapor Mas Wapres', Ini Respons Istana
Media asing, seperti BNN Breaking dari Hong Kong, menyoroti respons terhadap kekhawatiran yang diutarakan oleh Bank Dunia.
“Dalam merespons imbauan Bank Dunia, Gibran Rakabuming Raka, mengucapkan terima kasih dan menegaskan komitmennya terhadap disiplin fiskal,” tulisnya.
Media itu mengungkapkan pendekatan yang dilakukan pemerintah menunjukkan kesiapan untuk menyempurnakan program tersebut.
Memastikannya sejalan dengan kemampuan perekonomian nasional dengan tetap mengutamakan dukungan kesehatan dan ekonomi keluarga.
“Dialog antara lembaga-lembaga keuangan internasional dan para pembuat kebijakan di Indonesia mencerminkan pengakuan yang lebih luas atas potensi manfaat dari kerugian program ini,” tambahnya.
Program makan siang gratis yang diusung pasangan Prabowo-Gibran bertujuan memerangi stunting melalui dukungan gizi kepada jutaan orang, yang mempunyai potensi dampak ekonomi yang memerlukan pengawasan cermat.
Dengan visi memberian bantuan gizi kepada lebih dari 80 juta siswa dan kelompok rentang pada 2029, tujuan besar program ini juga diimbangi biaya besar, diperiraan mencapai Rp 400 triliun.
Tujuannya adalah untuk menawarkan makanan sebesar Rp15.000 per anak setiap hari, yang menurut Bank Dunia sebuah komitmen finansial yang memerlukan keseimbangan antara ambisi dan tanggung jawab fiskal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]