WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meluncurkan “Program Penguatan
Branding dan Kemasan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Produk Pangan” pada Rabu, (20/8) di Auditorium Kemendag, Jakarta.
Program ini memfasilitasi UMKM melalui pelatihan penjenamaan (branding) dan peningkatan kualitas kemasan produk pangan.
Baca Juga:
Kasus Cesium-137 di Udang Beku, Kemendag Libatkan KKP dan Bapeten untuk Investigasi
Mendag Busan mengatakan, upaya ini akan memperkuat daya saing produk pangan untuk memperbesar peluang memenangkan persaingan pasar domestik dan global.
“Pasar dalam negeri kita sangat besar,
pasar ekspor juga terbuka luas. Melalui program ini, produk pangan UMKM tidak hanya siap masuk ke
ritel modern dalam negeri, tetapi juga lebih berdaya saing di pasar ekspor,” ujar Mendag Busan.
Ia menyebut, saat ini lebih dari 80 persen produk yang dipasarkan di ritel modern adalah produk lokal. Ia mengklaim, maraknya produk lokal di rak-rak ritel modern menjadi potret tumbuhnya permintaan konsumen yang semakin memercayai kualitas produk lokal. Oleh karena itu, Kemendag ingin memastikan lebih banyak UMKM mendapat kesempatan meningkatkan kualitas, salah satunya melalui peningkatan kualitas desain kemasan.
Baca Juga:
Harga Minyakita Rp16.700 per Liter, Pemerintah Pertimbangkan Revisi HET
“Di banyak negara seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang, kemasan menjadi salah satu faktor utama
keputusan konsumen. Produk berkualitas harus ditunjang kemasan yang menarik agar dipercaya pasar,”
tambah Mendag Busan.
Dari keikutsertaan program tersebut tahun lalu, beberapa UMKM telah berhasil masuk ke Hero Supermarket, toko oleh-oleh di Bandara Soekarno Hatta, serta berbagai gerai ritel modern lainnya.
Selain pendampingan branding, program tahun ini juga terintegrasi dengan program Kemendag lainnya,
yaitu UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Program yang mendorong UMKM untuk menjadi eksportir itu telah mencatat transaksi sebesar USD 90,04 juta atau setara Rp1,4 triliun pada Januari–Juli 2025. Bahkan, sebagian besar UMKM peserta program ini yang berhasil ekspor merupakan eksportir pemula.