WahanaNews.co, San Francisco - Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menyerukan pentingnya reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), khususnya pemulihan fungsi badan banding (appellate body) dan penyelesaian sengketa.
Menurutnya, reformasi WTO perlu terus didorong untuk memastikan keberhasilan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO Juni 2022 silam di Jenewa, Swiss.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan pada Pertemuan Tingkat Menteri Kerja Sama Ekonomi
Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation Ministerial Meeting/AMM), Rabu, (15/11) di San
Francisco, Amerika Serikat.
“Indonesia yakin bahwa keberhasilan KTM ke-12 WTO dapat dicapai melalui diskusi inklusif dan dorongan politis semua anggota WTO. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mereformasi WTO, khususnya memulihkan fungsi appellate body dan penyelesaian sengketa. Saya yakin jawaban dari
tantangan yang kita hadapi saat ini adalah sistem perdagangan multilateral yang lebih adil dan
inklusif,” kata Mendag Zulkifli Hasan kepada para Menteri APEC.
Selain reformasi WTO, Mendag Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya penyelesaian perundingan di WTO yang meliputi pembahasan yang berimbang atas isu pertanian dan public stock holding (PSH), subsidi perikanan, isu kekayaan intelektual, dan niaga elektronik (e-commerce).
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Mendag Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa APEC memikul tanggung jawab untuk mengatasi isu lingkungan.
“APEC harus menangani permasalahan lingkungan secara adil dan inklusif. Kita perlu memastikan bahwa kebijakan perdagangan tidak menjadi instrumen proteksionisme yang
terselubung dalam bentuk kepedulian lingkungan,” kata Mendag.
Indonesia juga sepakat dengan Ekonomi APEC bahwa kunci pertumbuhan ekonomi yang merata
adalah memastikan keuntungan perdagangan dan investasi dapat dirasakan seluruh kalangan.
“Indonesia memandang penting perdagangan dan investasi inklusif yang manfaatnya harus dapat dirasakan seluruh kalangan. Maka, Indonesia terus mengupayakan pemberdayaan perempuan dan
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pasar internasional, memfasilitasi akses terhadap keuangan, dan mendorong UMKM yang dipimpin perempuan dengan sektor bernilai tambah,” ucap
Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan juga menyuarakan pandangan Indonesia tentang situasi di Gaza yang kian
memburuk. Ia mengatakan, pembangunan berkelanjutan dan inklusif tidaklah terlepas dari elemen
kemanusiaan di belahan dunia manapun.
“Indonesia menaruh perhatian tertinggi atas memburuknya situasi di Gaza dan mengutuk keras tindakan militer terhadap masyarakat dan fasilitas sipil di Gaza. Kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan,” tandas Mendag.
[Redaktur: Alpredo Gultom]