"Tujuan pemusnahan bahan peledak tersebut atau disposal adalah untuk membantu konsumen dalam meniadakan bahan peledak yang sudah rusak atau tidak bisa digunakan lagi."
"Sehingga terhindar dari resiko baik dari sisi safety, security maupun keekonomiannya," tutur Yusep.
Baca Juga:
Bulog Catat Serapan Gabah Selama Panen Raya Tahun Ini Naik 2.000 Persen Lebih
Bahan peledak yang dimusnahkan kali ini berasal dari PT Dahana, Star Energy Geothermal Salak Ltd, dan Pertamina Hulu Energi Tanjung East Java.
Semua bahan peledak tersebut sudah melewati masa berlaku atau merupakan bahan peledak yang tidak layak digunakan.
Metode yang digunakan dalam pemusnahan ini adalah peledakan dan pembakaran, terutama untuk bahan peledak jenis dayagel seismic.
Baca Juga:
KAI Layani 11,8 juta Pelanggan Selama Masa Angkutan Lebaran 2025
Yusep menjelaskan bahwa Dahana adalah perusahaan bahan peledak dengan fasilitas terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Selain itu, Dahana juga memiliki layanan Total Explosive Solutions, yang merentang dari penyediaan bahan peledak, mobilisasi bahan peledak, pergudangan, konsultasi, hingga pemusnahan bahan peledak.
Proses pemusnahan ini dilakukan dengan hati-hati oleh tim ahli yang dimiliki Dahana.