Menurut Tohom, kejadian-kejadian ini mencerminkan adanya kelemahan dalam pengawasan dan rendahnya kualitas material yang digunakan dalam infrastruktur listrik.
"Insiden seperti pemadaman bergilir yang terus berulang dan ledakan gardu Cawang menunjukkan bahwa ada masalah mendalam dalam sistem kelistrikan kita. Pengawasan yang lemah dan kualitas material yang buruk berpotensi membahayakan keselamatan konsumen," ujar Tohom dalam pembukaan workshop.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Lebih lanjut, Tohom menegaskan bahwa workshop ini tidak hanya menjadi forum untuk membahas keluhan masyarakat, tetapi juga bertujuan untuk mencari solusi konkret yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan listrik di seluruh Indonesia.
Alperklinas mengundang perwakilan dari PLN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Dinas Perindustrian dan Energi untuk berdiskusi dan menemukan langkah-langkah perbaikan.
“Melalui workshop ini, kami berharap semua pihak, termasuk pemerintah dan PLN, dapat bekerja sama lebih baik untuk memastikan bahwa pelayanan listrik yang diterima masyarakat benar-benar aman, efisien, dan tidak merugikan konsumen. Jangan sampai kejadian seperti ledakan gardu dan pemadaman bergilir terus terulang,” tegas Tohom Purba.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Selain itu, ALPERKLINAS juga memfokuskan perhatian pada perlunya peningkatan komunikasi antara konsumen dan produsen listrik. Dengan semakin tingginya permintaan energi di Jakarta dan wilayah sekitarnya, koordinasi yang lebih baik antara pihak-pihak terkait sangat penting untuk mencegah terjadinya gangguan dan memastikan distribusi energi yang optimal.
Peserta workshop juga diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan memberikan masukan tentang berbagai masalah yang mereka hadapi dalam menikmati layanan listrik. Beberapa peserta, termasuk korban kebakaran di Tambora, Jakarta Barat, mengungkapkan rasa kecewa mereka terhadap minimnya respon dari pihak PLN dan kurangnya perhatian terhadap keselamatan konsumen.
“Sebagai warga yang pernah mengalami kebakaran akibat arus pendek listrik, saya berharap kejadian serupa tidak terulang pada keluarga lain. Kami meminta agar PLN lebih serius dalam menjaga kualitas jaringan dan merespon keluhan konsumen dengan cepat,” ungkap salah satu peserta dari Tambora.