Presiden Joko Widodo juga telah memberikan 5 arahan untuk mencapai visi tersebut yakni Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi.
“Bonus demografi kita hanya 13 tahun dari sekarang. Jadi ini kesempatan emas kalau kita bisa membuat rakyat kita produktif yang mana kuncinya adalah pendidikan dan kesehatan serta tentu saja kesempatan kerja,” ujar Menko Airlangga.
Baca Juga:
RI Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat
Salah satu program Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas SDM, produktivitas daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan yakni Program Kartu Prakerja.
Sejak dibuka pada masa pandemi tahun 2020 hingga tahun 2022, telah diberikan kepada 16,8 juta penerima yang bersifat inklusif serta tersebar di 514 kabupaten/kota.
Sedangkan upaya reformasi regulasi dilakukan melalui pengundangan Undang-Undang Cipta Kerja dan turunannya yang akan memudahkan dunia usaha, salah satunya Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA). Selain itu, Pemerintah juga mendigitalkan lisensi bagi sebagian besar untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Baca Juga:
Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor di Indonesia, Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University
Saat ini, Pemerintah sedang merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Dana Hasil Ekspor sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi dari sisi eksternal serta membuka ruang permodalan bagi sektor perbankan nasional untuk mengelolanya di sektor riil serta pemberian insentif bagi pelaku ekspor.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah tengah membidik peluang investasi baru melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).
“Indonesia berinisiatif untuk terlibat dalam Indo-Pacific Economic Framework dimana dengan ini sebenarnya Indonesia terbuka untuk standar yang mau diinvestasikan oleh perusahaan Amerika Serikat. Amerika Serikat juga memandang Indonesia sebagai salah satu lokasi strategis untuk mineral kritisnya sekaligus untuk semi konduktor,” pungkas Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Rabu (28/6). [jp/jup]