WahanaNews.co, Wonosobo - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendukung perkembangan komoditas rami yang menghasilkan serat kain dan benang sebagai alternatif bahan baku industri tekstil.
“Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berupaya untuk melindungi industri tekstil dan turunannya seperti konveksi, di mana tekstil kita sulit bersaing dengan China yang melakukan produksi massal. Maka, produktivitas rami yang sangat bagus, berpotensi menjadi fondasi ekonomi kita khususnya di industri tekstil dalam negeri,” kata Menkop UKM Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera (Rabersa) di Dusun Gandok, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3).
Baca Juga:
Deputi Kemenkop UKM: Koperasi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas UMKM dan Taraf Hidup
Produktivitas rami dari Indonesia memiliki kualitas yang sangat bagus dan berpotensi menjadi fondasi bagi industri tekstil nasional.
Menteri Teten melihat, berbagai hal yang dilakukan CV Rabersa dalam mengolah tanaman rami menjadi serat alam meski dalam tahap yang sederhana, sudah dilakukan melalui proses setara industri. Kualitas produk yang dihasilkan pun tak kalah bagus dengan produk pakaian yang ada di pasaran.
“Industri ini ekosistemnya perlu dimodernisasi. Jika nanti rami dijadikan sumber serat nasional, maka serat rami menjadi bahan baku yang dihasilkan dari hasil bumi Indonesia yang melibatkan petani kecil di ladang sehingga kemudian bisa menjadi kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Terus Dukung UMKM di Tengah Penurunan Daya Beli Masyarakat
Ia menegaskan, di sektor hilir, industri tekstil bisa dikatakan sudah lebih baik dibandingkan sektor hulunya. Di mana bahan baku tekstil belum tersedia banyak di Indonesia, sehingga masih didukung oleh bahan baku impor.
“Sirkular ekonomi dari serat rami juga sangat besar. Daunnya bisa untuk pakan ternak kambing atau domba, biomassa ternak dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, bulu dombanya pun dipakai menjadi benang wol artinya ini zero waste. Benefit sirkular ekonomi tak kemana-mana dinikmati oleh petani lagi,” ucap Menkop UKM.
Saat ini, Indonesia juga sedang menyiapkan diri sebagai modest fashion lewat berbagai event kelas dunia. Jika tidak punya kekhasan, maka akan sangat sulit bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain di industri modest fashion dunia.