Sumber utama kekayaannya berasal dari kelompok usaha Lippo yang ia dirikan dan saat ini operasionalnya dijalankan oleh James Riady dan Stephen Riady.
Lippo Group kini membentang di berbagai sektor mulai dari properti, ritel, kesehatan, pendidikan, hingga media yang memperkuat nama keluarga Riady sebagai salah satu dinasti bisnis paling berpengaruh di Asia.
Baca Juga:
APBN Harus Transparan, Eddy Soeparno Minta Audit Sebelum Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Dimulai
Terlahir dengan nama Lie Moe Tie, Mochtar Riady lahir di Malang, Jawa Timur, pada 12 Mei 1929, dan sejak muda dirinya sudah terpikat pada dunia perbankan karena sering melihat gedung-gedung bergaya Eropa saat berangkat sekolah.
Meski begitu, pada usia 20-an tahun ia justru menjadi pengelola toko milik mertuanya di Jember sebelum memutuskan merantau ke Jakarta untuk mengejar impian menjadi bankir.
Dalam memoarnya berjudul "Otobiografi Mochtar Riady: Manusia Ide" (2016), ia mengaku meninggalkan bisnis toko dan memilih membangun jejaring di Jakarta meskipun tidak langsung diterima di sektor perbankan.
Baca Juga:
Sepekan 1.084 Anak Tumbang, JPPI Sebut Keracunan MBG Sudah Masuk Fase Darurat Nasional
Pada masa demokrasi liberal (1950-1959), Mochtar tetap nekat memulai usaha sepeda sambil terus mencari celah untuk masuk ke dunia keuangan yang ia idam-idamkan.
Tahun 1959 menjadi titik balik ketika ia berkenalan dengan Andi Gappa, kakak dari Andi Muhamad Jusuf yang kelak menjadi Menteri dan Panglima ABRI, dan dari situ pintu dunia perbankan mulai terbuka.
Saat itu, Andi Gappa yang memiliki Bank Kemakmuran menawarkan Mochtar menjadi mitra usaha dengan syarat menyuntik modal segar 200.000 dollar AS untuk menguasai 66 persen saham bank yang asetnya saat itu sekitar 3 juta dollar AS.