Bayu melanjutkan, Indonesia menempati posisi ke-21 sebagai negara pengekspor produk masker kain ke AS dengan nilai USD 10 juta pada 2021. Meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya, nilai tersebut merupakan dua kali lipat dibanding sebelum pandemi tahun 2019.
“Untuk itu, Indonesia harus hadir di pasar AS dan mengambil kesempatan ini, terlebih lagi buyer AS tengah mencari sumber pemasok alternatif yang dapat diandalkan,” tandasnya.
Baca Juga:
Optimis Mampu Ciptakan Alkes Berkualitas, Wamenkes Minta Dukungan Industri dan Universitas
Pada FIME 2022, Pavilun Indonesia menghadirkan tujuh produsen alat dan aksesoris kesehatan yaitu PT Multi One Plus / PT Multi Medika Internasional, PT Jayamas Medica Industri (JMI), CV Beauty Kasatama Indonesia, PT Berkah Instalasi Medika, PT Sugih Instrumendo (ABN), PT Meditech Manufaktur Indonesia, serta PT Pan Brothers Tbk.
“Setelah mencoba dan mengetahui kualitas produk yang ditampilkan, para pengunjung menunjukkan antusiasmenya, tidak hanya buyer dari AS, tapi juga negara-negara di Amerika Latin seperti Republik Dominika, Meksiko, Peru, Brasil, Kolombia bahkan negara kawasan Afrika Senegal,” imbuh Bayu.
Sejak didirikan pada 1998, ASPAKI telah menjadi asosiasi yang mewadahi para produsen alat kesehatan Indonesia. Saat ini ASPAKI beranggotakan 175 industri yang membuat berbagai produk alat kesehatan yang sebagian produknya sudah dipasarkan ke berbagai negara.
Baca Juga:
Lebih Hemat Pakai Kendaraan Listrik, Masyarakat Nikmati Beragam Kemudahan
Produk yang dipasarkan tersebut telah memenuhi persyaratan standar alat kesehatan yang berlaku internasional.
Kegiatan promosi produk alat kesehatan Indonesia di pasar internasional ini sejalan dengan visi Aspaki untuk industri alat kesehatan sebagai salah satu industri prioritas dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. [qnt]