WahanaNews.co | Nuansa tropis yang hijau, sejuk, dan sedap dipandang mata bakal langsung menyambut Anda saat mengunjungi perkebunan teh dan agrowisata Jamus.
Kawasan ini berlokasi di lereng utara Gunung Lawu, tepatnya di Desa Girikerto, kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Dengan jarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Ngawi, kawasan ini populer di kalangan wisatawan sebagai tempat bersantai dan menyegarkan kembali tubuh yang penat.
Baca Juga:
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri Geledah Rumah Terduga Terorisme di Ngawi
Kebun Teh Jamus sendiri merupakan perkebunan teh yang ada sejak masa penjajahan Belanda di tahun 1928. Saat ini, perkebunan tersebut dikelola PT Candi Loka yang memproduksi teh dan air mineral dengan merek Jamus.
“Di perkebunan ini kebanyakan tanaman tehnya masih asli dari tahun 1928. Biasanya 4-5 tahun sekali kami pangkas dengan hanya menyisakan batang dan akarnya saja untuk peremajaan. Hanya sedikit yang kami ganti tanamannya,” ucap Ahmad Heri, Kabag Agrowisata Kebun Teh Jamus.
Keistimewaan daun teh Jamus adalah pada teksturnya yang kental namun tidak terlalu pekat dibanding teh biasa. Selain itu, teh Jamus lainnya juga memiliki daun yang tidak mudah basi. Itu sebabnya hasil kebun teh Jamus menjadi bahan utama produksi beberapa merek teh terkenal di tanah air.
Baca Juga:
Tubuh Dipenuhi Pecahan Kaca, Korban Tabrakan Maut Ngawi: Atap Bus Terlepas
Pertanian Ramah Lingkungan
Dengan anugerah alam seperti itu, Pemerintah Kabupaten Ngawi pun memiliki visi untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan. Seperti diungkap Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, Kabupaten Ngawi ingin menjadi lumbung pangan tanpa merusak alam dan ekosistem yang ada di sekitarnya.
“Visi kami disebut sebagai Semesta Berencana, yaitu mewujudkan masyarakat Kabupaten Ngawi yang sejahtera, berakhlak, dan berbasis agro dengan semangat gotong royong dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya saat ditemui pada acara Subuh Bergerak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Mantingan.