WahanaNews.co, Jakarta - Hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan berbagai risiko ketidakpastian global. Ekonomi global di tahun 2024-2025 diproyeksikan masih di bawah tren jangka panjang. Demikian halnya untuk Inflasi, meskipun menurun, namun inflasi global masih di level yang tinggi.
Meski demikian, sejumlah capaian perekonomian Indonesia di tahun 2023 lalu telah menunjukkan kinerja ekonomi yang solid. Hal tersebut juga didukung oleh indikator utama makroekonomi yang secara konsisten terus menunjukkan peningkatan. Capaian tersebut tentunya mampu membangun optimisme Indonesia untuk perekonomian yang lebih baik di tahun 2024.
Baca Juga:
TPIP-TPID Wilayah Jawa Perkuat Sinergi Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Tengah Risiko Anomali Cuaca dan Alih Fungsi Lahan
Pada tahun 2023, Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,05% (yoy), lebih tinggi dari angka consensus forecast sebesar 5,03%. Permintaan domestik, industri pengolahan, dan perdagangan menjadi sumber utama pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan Konsumsi LNPRT juga turut melejit seiring masa kampanye Pemilihan Umum.
Inflasi umum Indonesia sebesar 2,57%, cukup terkendali dan terjaga di rentang sasaran (2,5±1%). Dalam 5 tahun terakhir, inflasi Indonesia cukup terkendali, berada di bawah rata2 Negara ASEAN-5, Negara Berkembang, dan Negara Maju.
“Kalau kita lihat inflasi umum kita, secara umum inflasi kita masih lebih rendah dibandingkan 20 negara G20. Indonesia dengan angka 2,57 itu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara anggota G20. Namun, untuk volatile food, ini menjadi concern bersama. Ini kira-kira potret inflasi kita. Dua komponen utama, pertumbuhan dan inflasi. Kira-kira signalnya ke depan kita masih sangat optimis sekali,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menyampaikan keynote speech pada CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 yang mengusung tema “Year of Optimism” di Ritz Carlton Jakarta Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (29/2).
Baca Juga:
Rampungkan PSN Infrastruktur Kelistrikan Sesuai Target, PLN Terima Penghargaan dari Kemenko Perekonomian
Dari sisi keuangan, Sesmenko Susiwijono menyampaikan bahwa penyaluran kredit perbankan meningkat, dengan DPK yang mulai tumbuh seiring meningkatnya giro dan tabungan. Pertumbuhan kredit didorong oleh adanya peningkatan kredit modal kerja dengan risiko kredit yang terjaga.
Dalam kesempatan tersebut, Sesmenko Susiwijono juga memaparkan terkait optimisme Pemerintah terhadap proyeksi 2024 yang solid dan 2025 yang lebih baik. Pemerintah optimis pada tahun 2024 Indonesia akan tumbuh lebih tinggi yakni di angka 5,2%, kemudian pada 2025 diproyeksikan mencapai kisaran 5,3-5,6%.
Sedangkan untuk tingkat inflasi, Pemerintah optimis inflasi Indonesia hingga akhir 2024 akan terus terkendali, di mana rata-rata tahunannya akan berada di bawah 2,80%. Lalu untuk tahun 2025 Indonesia yakin masih mampu di angka 2,5±1%.
“Kalau tahun yang lalu tumbuh 5,05%, Pemerintah menargetkan tahun ini kita masih optimis di 5,2%. Bagaimana dengan tahun depan? Mudah-mudahan dengan politiknya makin stabil, kemudian berbagai indikator makro cukup bagus, fundamental makro kita juga kuat, tahun depan kita menargetkan range-nya kira-kira 5,3-5,6%, dengan berbagai catatan asumsi yang nanti kami akan jelaskan beberapa hal. Tapi intinya untuk 2025, jadi kesimpulannya kalau ditanya 2024 Pemerintah sangat optimis, 2025 lebih baik lagi karena dengan berbagai indikator tadi,” ujar Sesmenko Susiwijono.
Kedua indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi dan inflasi, mengindikasikan bahwa Pemerintah sangatlah optimis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024 dan 2025 akan lebih baik. Beberapa strategi besar kebijakan Pemerintah juga telah disiapkan guna memastikan ketahanan ekonomi nasional ke depan.
Selain revitalisasi mesin konvensional seperti produktivitas, daya saing, hingga infrastruktur, Pemerintah juga ingin membangun mesin pertumbuhan ekonomi baru mulai dari industrialisasi, digitalisasi, hingga transisi energi berkelanjutan. Kemudian juga disiapkan strategi penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan melalui berbagai perlindungan sosial termasuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan, pembiayaan mikro, dan padat karya tunai.
Dalam paparan, Sesmenko Susiwijono juga membandingkan indikator ekonomi Indonesia pada tahun 2014-2015 dengan tahun 2024-2025. Berbagai indikator ekonomi makro Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan capaian yang sangat baik, dibandingkan saat awal Pemerintahan (2014/2015) yakni CAD membaik, Primary Balance positif, pertumbuhan ekonomi terjaga baik, inflasi sangat terkendali, neraca perdagangan surplus, ekspor-impor meningkat, serta angka kemiskinan & pengangguran terus menurun.
“Kalau kita simpulkan 2024 ini dibandungkan 2014 lalu, sudah sangat ekspansif sekali. Peningkatannya juga sangat tinggi sekali. Demikian juga dalam menyiapkan di 2025 sebagai tahun pertama pemerintahan baru, kalau kita lihat trennya di 2015 juga lebih baik dari 2014. Oleh karena itu, kita yakin yakin di 2024 dan 2025 nanti ekonomi kita akan lebih baik dibandingkan dari 2023. Intinya, kami menyimpulkan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh kuat dan solid, 2024 lebih baik lagi, dan 2025 lebih tinggi dari 2024,” pungkas Sesmenko Susiwijono. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Kamis (29/2).
[Redaktur: Alpredo Gultom]