WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perdagangan RI berkomitmen meningkatkan ekspor
produk-produk Indonesia ke Korea Selatan. Salah satu upayanya, yaitu mendukung pertemuan pengusaha dari kedua negara dalam berbagai forum bisnis dan penjajakan bisnis (business matching).
Pertemuan pengusaha juga akan mendukung berjalannya program-program prioritas Kemendag RI seperti perluasan pasar ekspor dan peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Baca Juga:
Capaian Bappebti Tahun Lalu Jadi Pijakan Tingkatkan Peran PBK
Pernyataan ini disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI Fajarini
Puntodewi dalam ASEAN-Korea Trade and Investment Facilities Mission to Indonesia, di Jakarta, Senin, (20/1).
Kegiatan tersebut terselenggara berkat kolaborasi ASEAN Korea Center (AKC) bersama Korean Importers Association (Koima), Kementerian Perdagangan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, serta didukung Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Forum bisnis dan business matching antara pengusaha Indonesia dan Korea Selatan kali ini dapat mendukung Kemendag RI memperluas pasar ekspor dan meningkatkan UMKM BISA Ekspor.
Kegiatan ini juga bermanfaat bagi implementasi peningkatan ekspor Kemendag RI. Kami harap, hasilnya bagus dan ekspor kita ke Korea Selatan dapat meningkat,” ungkap Puntodewi.
Baca Juga:
Kemendag Tegaskan Pengetatan Ekspor UCO dan Residu Utamakan Industri Dalam Negeri
Para peserta mengikuti forum bisnis yang diisi presentasi dari perwakilan Kementerian Perdagangan RI, BRI, dan PT Indorasa Utama sebagai perwakilan pelaku usaha Indonesia. Setelah itu, para peserta dipertemukan dalam sesi business matching.
Hadir sekitar 60 pelaku usaha Indonesia dan 11 pelaku usaha Korea Selatan. Puntodewi menjelaskan, Korea Selatan merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia
di Asia Timur.
Ia mencatat, hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dengan Korea Selatan telah berkembang pesat selama bertahun-tahun. Pada Januari–November 2024, total perdagangan
kedua negara mencapai USD 18,37 miliar.