WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa sektor Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE) akan menjadi kontributor utama dalam menciptakan lapangan kerja di bidang ESDM hingga tahun 2030.
Menanggapi hal ini, PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya untuk mendukung pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul guna menyukseskan agenda transisi energi serta mencapai kemandirian energi nasional.
Baca Juga:
RUPTL 2025–2034 Hadirkan Mayoritas Green Jobs dari Pembangkit Listrik
Bahlil membeberkan bahwa hingga tahun 2030 mendatang, Kementerian ESDM memilki tiga tugas utama, yakni meningkatkan lifting minyak dan gas bumi (Migas), membangun hilirisasi di semua sektor, dan transisi energi.
Untuk mewujudkan tugas-tugas tersebut, dibutuhkan lebih dari 6,2 juta lapangan pekerjaan.
”Ada tiga pekerjaan besar di Kementerian ESDM. Yang pertama adalah bagaimana kita menaikkan lifting, yang kedua adalah bagaimana kita membangun hilirisasi di semua sektor, dan yang ketiga adalah transisi energi dan ini kita membutuhkan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 6,2 juta sampai dengan 2030," ujar Bahlil dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Kamis (05/06/2025).
Baca Juga:
PLN Siap Jalankan Proyek Energi Berkelanjutan Lewat RUPTL Baru, Gandeng Swasta sebagai Mitra Strategis
Bahlil menjabarkan bahwa total 6,2 juta pekerjaan di sektor ESDM tersebut terbagi ke 3.764 jenis pekerjaan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.277 jenis pekerjaan didominasi oleh sektor Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE) yang mencapai 79%.
”Dari mana itu jenis pekerjaan? 79% itu di sektor Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, 14% di sektor migas, 7% di sektor geologi mineral dan batubara. Jadi paling banyak di sana,” jelas Bahlil.