WAHANANEWS.CO, Jakarta - Utusan Khusus Presiden RI untuk Urusan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa Indonesia tetap menunjukkan komitmen kuat terhadap target Net Zero Emissions (NZE) melalui peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Pernyataan ini disampaikan saat BloombergNEF Forum di Jakarta, Selasa (14/10/2025), sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Paris Agreement, yang bertujuan menekan emisi karbon dan membatasi kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celsius.
Baca Juga:
Bengkulu Dukung Penuh Pengembangan Energi Panas Bumi, PLTP Hululais dan Kepahiang Siap Majukan Daerah
“Presiden Prabowo telah menegaskan kembali posisi resmi pemerintah Indonesia, yaitu tetap menjadi bagian dari Paris Agreement. Kita berkomitmen mencapai Net Zero Emissions paling lambat pada tahun 2060, namun kita berupaya mempercepat target tersebut agar bisa tercapai lebih awal, antara 2050 hingga 2060,” ucap Hashim.
Selaras dengan langkah tersebut, Hashim mengutarakan, bahwa Pemerintah Indonesia telah merancang dokumen strategis di mana RI akan menggenjot penggunaan EBT sebesar 75% hingga tahun 2040.
"Pemerintah menargetkan energi terbarukan mencapai 75% dari rencana umum ketenagalistrikan nasional (RUKN),” jelasnya.
Baca Juga:
Listrik Terangi Harapan: 93 Keluarga Nelayan di Indramayu Nikmati Hunian Baru Berkat Program TJSL PLN
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa hingga tahun 2040 PLN akan menambah kapasitas energi sebesar 100 Gigawatt (GW) dengan 75% berbasis EBT.
Pengembangan energi ini membutuhkan transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit (kms) sehingga mampu menyambung EBT dari sumber yang berada di remote area ke pusat demand yang berada di perkotaan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kiri) memaparkan dalam BloombergNEF Forum, sebagai perpanjangan tangan Pemerintah, PLN berkomitmen dalam memitigasi perubahan iklim demi keberlanjutan kehidupan bagi generasi di masa depan. Komitmen ini diwujudkan melalui upaya transisi energi di mana sampai dengan tahun 2040 PLN akan menambah kapasitas energi sebesar 100 Giga Watt (GW) dengan 75% berbasis EBT.
"Kami tengah menyiapkan green-enabling super grid, sistem jaringan hijau nasional yang akan menghubungkan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi,” ujar Darmawan.
Darmawan menggarisbawahi upaya besar ini merupakan bentuk komitmen RI dalam memitigasi perubahan iklim demi keberlanjutan kehidupan bagi generasi di masa depan.
"Kita akan beralih dari energi impor menuju energi domestik, dari energi mahal menuju energi yang terjangkau. Dari situ akan lahir lapangan kerja baru, investasi hijau, dan pengurangan kemiskinan, di saat yang bersamaan kita juga menurunkan emisi karbon. Inilah keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan yang menjadi arah masa depan Indonesia,” ungkapnya.
Darmawan menyadari visi besar ini tak akan mampu dijalankan oleh PLN sendiri.
Permasalahan krisis iklim merupakan tanggung jawab global, maka kolaborasi global dalam upaya meningkatkan penggunaan EBT di sektor ketenagalistrikan baik dari sisi investasi, transfer knowledge hingga alih fungsi teknologi.
“Tidak ada satu negara pun yang bisa menghadapi krisis iklim sendirian. PLN siap bekerja sama dengan semua mitra internasional dalam investasi, transfer knowledge, hingga pengembangan teknologi untuk mempercepat pencapaian Net Zero Emissions,” tegasnya.
Suasana dikusi panel dengan tema ‘Finding Opportunities in Indonesia’s Transition Journey’ pada BloombergNEF Forum, Selasa (14/10/2025) di Jakarta dengan panelis Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kiri), CEO JERA Asia; Managing Executive Officer and Head of Platform Business Division, JERA Co., Inc, Izumi Kai (kedua dari kanan), dan SVP Technology Innovation and Implementation Pertamina, Hana Timoti (kiri), serta moderator Head of India and Southeast Asia Research, BloombergNEF, Shantanu Jaiswal (kanan).
Sementara itu, CEO JERA Asia, sekaligus Managing Executive Officer and Head of Platform Business Division, JERA Co., Inc, Izumi Kai menyatakan, sebagai bagian dari komunitas global pihaknya siap bersinergi untuk mencapai NZE demi memastikan masa depan lebih baik.
"Menuju target net zero 2060. Kami (siap) bekerja bersama mitra konsorsium serta berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan utama di Indonesia, termasuk PLN," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa studi implementasi energi rendah karbon saat ini memiliki tantangan nyata tersendiri.
Oleh sebab itu, ia mendorong agar RI dapat mengambil semua alternatif strategi dekarbonisasi sehingga upaya tersebut dapat menghasilkan konklusi seimbang sebagaimana dalam trilemma energy.
"Satu hal yang jelas adalah bahwa Indonesia membutuhkan pendekatan all of the above atau dengan kata lain, semua solusi harus dimanfaatkan secara seimbang," tutupnya (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]