"Tapi kita kasih target mereka ini (Danatara) dalam 3 tahun. Kita tunggu hasil mereka. Insyaallah akan mencapai yang kita harapkan," jelas Prabowo.
Tahun lalu, BUMN diketahui membukukan laba konsolidasian Rp 304 triliun atau masih jauh dibandingkan angka yang diharapkan oleh Prabowo.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Pimpin Rapat Khusus di Halim Sebelum Bertolak ke Australia
Untuk RoA sendiri, dari 26 perusahaan pelat merah atau anak dan cucu usaha yang melantai di Bursa, hanya satu perusahaan yang dalam 12 bulan terakhir (trailing 12 months) yang mampu mencatatkan RoA di atas 10%.
Emiten tersebut adalah Aneka Tambang (ANTM) yang tahun ini mampu mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang imbas kenaikan harga emas global dan ekspansi tambang nikel.
Lalu ada 4 emiten lain yang RoA TTM berada di rentang 5-10% yakni Timah (TINS), Bukit Asam (PTBA), Telkom Indonesia (TLKM) dan Elnusa (ELSA).
Baca Juga:
Diterima Presiden Prabowo, Sekjen Konfederasi Buruh Internasional Apresiasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia
Kemudian ada 3 emiten yang juga mampu membukukan RoA 3-5% yakni PGAS, PGEO dan SMBR serta 10 emiten BUMN lainnya juga mampu mencatatkan RoA positif 1-3%.
Akan tetapi masih terdapat 8 emiten BUMN yang mencatatkan RoA negatif, yang berarti perusahaan malah mencatatkan kerugian dan tidak mampu memanfaatkan aset yang dimiliki secara baik.
Mengutip Investopedia, ROA di atas 5% umumnya dianggap baik.