WahanaNews.co | PT PLN (Persero) melalui program electrifying agriculture (EA) secara faktual mampu mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan Kelompok Tani (Poktan) Bawang Merah Ngudi Makmur di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ilyas Suprapta, anggota Poktan, mengaku bisa melakukan efisiensi biaya operasional hingga 90 persen sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari tahun 2022.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Setelah beralih ke energi listrik setahun lalu, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi sangat tinggi dari Kelompok Tani kami,” ujar Ilyas pada kegiatan penyalaan serentak electrifying agriculture yang berlokasi di Kecamatan Kretek, Bantul pada Kamis (11/5/2023).
Program electrifying agriculture ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
Sebelum adanya program EA PLN ini kata Ilyas, dirinya dan para petani di wilayah tersebut menghadapi kendala dalam mengairi lahannya. Hal ini karena semua petani menggunakan diesel berbahan bakar minyak (BBM) yang menelan biaya besar.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dalam sekali penyiraman lahan bisa menghabiskan 1,5 liter hingga 2 liter per seribu meter atau sekitar Rp 20 ribu dalam jarak satu meter. Ditambah lagi, dengan adanya pembatasan dalam jumlah pembelian yang menyulitkan para petani mendapat BBM.
Karenanya, kehadiran program EA berhasil membuat Kelompok Tani Ngudi Makmur yang di dalamnya terdapat 801 petani mampu menghemat hingga 90 persen untuk biaya penyiraman setiap musimnya.
“Dengan biaya yang murah, kini ketersediaan air kami cukup memadai untuk bertanam bawang, sehingga itu sangat berdampak kepada produktivitas hasil panen kami. Kami dari Poktan Ngudi Makmur mengucapkan terima kasih pada PLN atas kontribusinya menghadirkan listrik di lahan-lahan kami,” lanjut Ilyas.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo berharap, ke depan program Electrifying Agriculture PLN bisa semakin masif menyasar petani dalam upaya peningkatan hasil panen. Hal ini karena antusiasme petani dalam program ini sangat tinggi.
“Mudah-mudahan dengan sarana ini ekonomi Indonesia semakin kuat dan taraf hidup khususnya untuk para petani, peternak, petambak semakin baik. Kita bantu petani yang kesulitan mendapatkan BBM yang biayanya mahal dengan energi listrik yang lebih bersih bagi petani kita,” ujar Darmawan.
General Manajer PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, AB Wahyu Jatmiko menambahkan, PLN terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pertanian untuk menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Hingga periode bulan April 2023 kata Jatmiko, PLN telah menyalurkan total daya 5.387.000 Volt Ampere (VA) kepada 904 pelanggan untuk membantu efisiensi operasional pelaku usaha sektor agrikultur di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
“Langkah ini merupakan komitmen kami sebagai perseroan dalam menghasilkan Creating Share Value (CSV) yang berlandaskan Sustainable Developments Goals (SDGs) atau pembangunan yang berkelanjutan,” jelas Jatmiko.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo menyatakan dukungannya sekaligus mengapresiasi program Electrifying Agriculture PLN dalam mendorong sektor agrikultur khususnya di Kabupaten Bantul.
“Kami mengapresiasi langkah PLN yang ikut memperhatikan sektor agrikultur khususnya di Kabupaten Bantul yang telah menjadi benchmark kedaulatan pangan. Kami berharap program ini terus meluas hingga ke pelosok wilayah sehingga turut merasakan manfaat program ini sehingga produktivitas petani meningkat dan tingkat kesejahteraan semakin membaik,” tutup Joko Waluyo. [eta]