WahanaNews.co | Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sering kali disebut planga-plongo di media sosial, tetapi faktanya berhasil membuktikan kinerjanya sebagai pemimpin negara.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bahlil dalam acara Festival Gen Z yang diadakan di Jakarta Pusat dan dihadiri oleh banyak generasi muda dan mahasiswa, belum lama ini.
Baca Juga:
Hadiri Pertemuan Informal Tingkat Menteri WTO, Wamendag: Momentum Akselerasi Kerja Sama Antar Negara
"Dulu Pak Presiden sering dijuluki planga-plongo, bahkan oleh kalangan mahasiswa. Dia dituduh macam-macam, tetapi apa yang ingin saya sampaikan kepada kalian," ujar Bahlil.
Selain dijuluki planga-plongo, Jokowi juga sering dituduh sebagai antek asing. Namun, menurut Bahlil, tuduhan tersebut telah dijawab oleh Jokowi dengan tindakan nyata.
Salah satu contoh kebijakan Jokowi yang dianggap sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah penghentian ekspor bahan baku nikel.
Baca Juga:
Soal Nikel Indonesia Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kalah Lagi!
"Presiden Jokowi memerintahkan untuk menghentikan ekspor, kita mulai dari nikel," kata Bahlil.
Mengutip Kompas.com, pada tahun 2017-2018, nilai ekspor nikel Indonesia mencapai 3,3 miliar USD. Namun, pemerintah Indonesia menghentikan ekspor nikel mentah dan mendorong pengolahan dan ekspor nikel yang telah diproses, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
"Begitu kita stop ekspor nikel, nilai ekspor kita dari hasil hilirisasi nikel di tahun 2022 itu naik 30 miliar USD, 10 kali lipat. Dari Rp 45 triliun, jadi Rp 450 triliun rupiah," ucap dia.
Namun, kebijakan itu ternyata tak disukai oleh banyak negara yang membutuhkan bahan baku dari Indonesia.
Uni Eropa menggugat pemerintah Indonesia ke World Trade Organization (WTO) dan meminta agar kebijakan pelarangan ekspor bahan baku nikel dibatalkan.
Bahlil sempat menanyakan hal itu kepada Jokowi. Namun, Jokowi tak mundur meski digugat negara-negara besar.
"Negara ini sudah berdaulat, kita bukan lagi negara yang dijajah, presidennya ada menterinya ada, rakyatnya yang punya independensi, maju terus Mas Bahlil," kata Bahlil menirukan jawaban Jokowi kepadanya.
Bahlil mengatakan saat ini posisi Indonesia sedang mengajukan banding atas gugatan stop ekspor nikel itu.
Tidak hanya WTO, Bahlil menyebut International Monetary Fund (IMF) juga bersuara hal yang sama agar Indonesia membatalkan kebijakan stop ekspor bahan baku nikel itu.
Mendengar IMF melakukan hal yang senada dengan WTO, Bahlil menyebut Jokowi tetap pada pendiriannya.
"Apa perintah Presiden?" kata Bahlil.
"Mas Bahlil, lawan dan kedaulatan negara kita tidak boleh diganggu oleh siapapun termasuk IMF," kata Jokowi kembali. [eta]