WahanaNews.co | Kementerian Perindustrian terus menggencarkan penerapan industri 4.0 di Indonesia untuk mewujudkan target dan sasaran dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu langkah yang ditempuh adalah peluncuran Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0).
“Ke depan, kita tidak hanya cukup menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten saja, namun bagaimana mampu menciptakan SDM yang sudah tidak gagap dengan transformasi teknologi industri 4.0. Karenanya, PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi digital tersebut,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Rabu (31/5).
Baca Juga:
Respons Proposal Investasi Apple USD 100 Juta, Kemenperin Gerak Cepat
Dalam rangka penguatan ekosistem industri 4.0, BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penajaman Program dan Kegiatan 2023 di Gedung PIDI 4.0, Jakarta. Beberapa hal yang dibahas dalam kegiatan tersebut, di antaranya adalah evaluasi implementasi program dan kegiatan selama tahun berjalan untuk mendukung output serta key performance indicator (KPI) PIDI 4.0.
“Tercatat lebih dari 20 kegiatan dalam bentuk exhibition, conference, seminar workshop yang telah dilaksanakan oleh PIDI 4.0 bersama industri mitra, antara lain Advantage Software & Cybersecurity Implementation to Support Digital Transformation Journey for Industry, Microcontroller Arduino, Big Data Analyst, dan Blockchain Technology seminar,” ungkapKepala Pusdiklat SDM Industri Kemenperin, Arnes Lukman.
Kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan, antara lain diskusi dalam rangka penajaman program dan kegiatan mendatang di tahun 2023. PIDI 4.0 juga mendorong mitra untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam perhelatan besar nasional seperti Seminar Journey To 5G Smart City, Seminar National & Global Light House, serta Transformation Awareness Program.
Baca Juga:
Dukung Dekarbonisasi, Kemenperin Percepat Transformasi Industri Hijau
“Pertemuan Koordinasi ini dilaksanakan secara luring dengan total peserta dari 25 perusahaan yang bergerak di industri manufaktur,” tutur Arnes. Para peserta rapat yang termasuk dalam kategori technology 4.0 user, yaitu PT Indolakto dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Sedangkan industri mitra yang termasuk ke dalam kategori technology provider, yakni PT Telkomsel, PT Jababeka Infrastruktur, PT NEC Indonesia, PT AWASIN, PT Aldik, dan PT TSM.
Selanjutnya, partisipan rapat dari industri yang tergolong ke dalam service dan training provider adalah PT. Jamiko, TUV Rheinland, dan PT Naganaya. Dalam kesempatan tersebut beberapa perusahaan asing yang tergabung dalam ekosistem PIDI 4.0 juga berpartisipasi dalam rapat koordinasi ini, yaitu PT Ericsson, PT Intel, PT SKF, PT FESTO, PT Schneider Electric, PT Omron Electronics, PT Arcstone, serta PT Hexagon.
“Tidak kalah pentingnya pertemuan ini juga diikuti oleh beberapa startup lokal, antara lain PT Bogortech Pratama Internusa, PT Widya Robotics, PT Lanius Inovasi Indonesia, PT UMG Idea Lab, PT MSMB, dan PT SSD,” sebut Arnes.