WahanaNews.co, Melbourne - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta Perwakilan Perdagangan
(Perwadag) Kementerian Perdagangan yang bertugas di berbagai negara di dunia dapat membangun dan memperkuat strategi untuk mengatasi hambatan perdagangan global.
Ekspor Indonesia ke berbagai negara di dunia diharapkan bisa berjalan lancar tanpa gangguan. Dengan
strategi khusus, Kemendag optimis bisa memanfaatkan banyak peluang ekspor dan memastikan tren surplus perdagangan tetap dipertahankan.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Demikian disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Pertemuan Teknis (Rakornis) Perwadag di Luar Negeri Tahun 2024 yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada 10-12 Juli 2024.
"Terdapat hambatan perdagangan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang berdampak pada ekspor hasil pertanian Indonesia, namun peluang ekspor tetap terbuka lebar. Dengan strategi yang tepat, kita dapat memanfaatkan peluang tersebut. Salah satunya dengan
memperluas pasar ke ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin," tegas Mendag.
Selain strategi, Mendag Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja keras untuk mencapai target ekspor nasional.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
"Segera selesaikan perjanjian dagang yang belum tuntas, seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA ) dan Free Trade Agreement (FTA) untuk menyongsong persaingan yang lebih kompetitif di masa depan," ujarnya.
Rakornis Perwadag tahun ini menghasilkan rumusan strategi peningkatan ekspor dengan fokus
utama pada pada penurunan tarif dan memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional. Para perwadag akan menitikberatkan pada tiga pilar utama, yaitu perdagangan barang, jasa, dan investasi. Upaya ini dilakukan untuk mengamankan kepentingan nasional dan mengutamakan isu-isu kepentingan bersama.
Strategi tersebut kemudian dirumuskan dengan langkah-langkah konkret, seperti memperluas jaringan dengan pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga terkait di negara akreditasi untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia.