WahanaNews.co | PT PLN (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero) berkolaborasi merakit pembangkit listrik terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan nilai investasi sebesar Rp 1,6 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pengembangan dua Mobile Power Plant (MPP) dengan kapasitas total 90 Mega Watt (MW) ini untuk wilayah Kolaka dan Sambelia.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sebelumnya, kedua entitas pelat merah itu sudah merampungkan BMPP Nusantara 1 yang digunakan di wilayah Ambon, Maluku Utara.
"BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara melalui jaringan 150 kilo Volt (kV). Sementara BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur," ujar Darmawan, Selasa (1/2/2022).
Kedua MPP dengan investasi mencapai Rp 1,6 triliun ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik untuk daerah timur Indonesia. Kedua unit ini diharapkan dapat lebih lincah lagi dari sisi kecepatan bergerak, sehingga bisa menjadi andalan ketika arus utama kelistrikan ketika terjadi bencana padam.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Harapan kami di BMPP 2 dan 3 nantinya jauh lebih lincah. Secara pergerakan bisa lebih cepat sehingga bisa menjadi reserve margin yang mobile untuk bisa digunakan khususnya jika ada bencana," ungkap dia.
Darmawan menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang memiliki potensi besar. Seperti misalnya arus laut maupun ombak yang ada bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber listrik.
"Di setiap selat di Indonesia itu ada arus laut dan ombak. Ini bisa menjadi kekuatan baru untuk Indonesia," ungkap dia.
Menurutnya, PLN pun sudah berdiskusi dengan PT PAL mengenai hal ini. Pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama.
"Juga kita kaitkan dengan di mana demand berada. Kita juga membahas bersama PT PAL soal pencanangan teknologinya seperti apa," katanya.
Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.
"Kita akan petakan dari RUPTL, kita ubah menjadi program yang kita laksanakan. Saya arahkan ke dalam apa saja programnya. Kita bangun sinergi antar BUMN," tutur Darmawan.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod PAL akan membuat BMPP Nusantara unit 2 dan 3 jauh lebih baik dari sisi teknologi.
"BMPP ini juga, kami sudah ngobrol dengan pak Darmawan, gimana kalau desainnya bisa lebih langsing. Lambung lebih langsing, sehingga terjangan gelombang di Indonesia yang cukup tinggi bisa dihadapi oleh BMPP Nusantara ini," kata Kaharuddin.
Secara pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), pembangunan BMPP unit 2 dan 3 juga akan semakin tinggi. Sehingga, dua produk ini bisa sepenuhnya menjadi karya anak bangsa.
Senada, Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi juga menjelaskan kerja sama yang sudah berjalan ini merupakan tonggak awal untuk kerja sama lainnya. "Banyak yang kagum sama ini. Ini akan kita pasarkan di Asia. Beberapa negara lain sudah kontak untuk membutuhkan ini," ujar Ahsin.
Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi untuk bisa memanfaatkan potensi arus laut dan ombak yang ada di Indonesia untuk bisa menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan RUPTL "Green". [qnt]