Didi menegaskan pentingnya promosi melalui kegiatan pameran agar meningkatkan ekspor ke negara mitra dagang. “Pada 2023 industri alat kesehatan Indonesia tumbuh sebesar 6,83 persen. Oleh karenanya, alat kesehatan Indonesia perlu terus didorong peningkatan ekspornya ke negara mitra dagang melalui berbagai upaya promosi, termasuk salah satunya melalui pameran Arab
Health 2024 di Dubai,” ungkap Didi.
Paviliun Indonesia pada Pameran Arab Health 2024 dibuka oleh Konsul Jenderal RI Dubai Candra Negara bersama Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier.
Baca Juga:
KADI Inisiasi Penyelidikan Antidumping terhadap Impor Produk Polypropylene Homopolymer
Paviliun Indonesia yang menempati Hall Zabeel 5 menghadirkan 19 pelaku usaha alat kesehatan Indonesia. Paviliun Indonesia menampilkan berbagai produk kesehatan, antara lain pelembab pernafasan bayi (infant respiratory humidifier), tensimeter dan stetoskop, jarum suntik, resusitator, fototerapi, spons pengontrol perdarahan (haemostatic sponge), selang untuk mengurangi cairan pasien hidrosefalus, membran pelapis pasca operasi gigi, sarung tangan dari
lateks, kotak medis (medical kits), sanitary towel, serta popok (diapers).
Sebanyak lebih dari 10.000 buyer internasional telah mengunjungi Paviliun Indonesia.
Para buyer antara lain berasal dari berbagai negara seperti Persatuan Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Australia, Singapura, Bangladesh, India, Pakistan, Mali, Sudan, Nigeria, Maroko, Rusia, Prancis, dan
Amerika Serikat.
Menurut Didi, peluang pasar global untuk alat kesehatan dunia termasuk furnitur rumah sakit masih cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan revenue alat kesehatan global diproyeksikan tumbuh sebesar 5,70 persen rata-rata per tahun pada 2024-2028, sementara revenue furnitur
perawatan kesehatan (healthcare furniture) global dalam delapan tahun mendatang (2024-2032) diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen per tahun.
Baca Juga:
Pertemuan Mendag Budi dengan US-ABC, Perkuat Peran Indonesia dalam Kerja Sama ASEAN-AS
Didi menyatakan, Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan ekspor produk Indonesia ke negara mitra dagang melalui berbagai upaya.
“Upaya-upaya tersebut seperti promosi dagang; misi dagang; penjajakan bisnis (business matching); informasi pasar ekspor; serta
pemanfaatan perjanjian dagang, termasuk ke PEA melalui Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA). Selain itu, pelaku usaha Indonesia dapat memanfaatkan Dubai sebagai hubungan bagi perdagangan di wilayah Timur Tengah, Afrika
Utara, Eropa, dan Asia Selatan,” tandas Didi.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]