WahanaNews.co | PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memproyeksikan pertumbuhan konsumsi listrik sampai dengan 2030 dengan skenario optimis bisa tembus rata-rata 5,4 persen.
Asumsi ini lebih tinggi dibandingkan asumsi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang sebesar 4,4-4,7 persen.
Baca Juga:
Lonjakan Partisipasi Pelanggan: Program Electrifying Marine PT PLN Tambah 4.799 Pengguna 2023
Dalam proyeksi moderat, perusahaan setrum pelat merah itu memproyeksikan rata-rata pertumbuhan permintaan listrik sampai dengan 2030 berada di kisaran paling rendah 4,91 persen.
“Kita tahun ini tumbuh lebih dari 6 persen dulu kan sempat minus pada 2020 lalu, tapi 2021 sudah naik sekarang naik di atas 6 persen,” kata EVP Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN Warsono saat ditemui di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Warsono mengatakan, meningkatnya proyeksi pertumbuhan listrik tersebut seiring dengan besarnya potensi komitmen permintaan setrum baru dari pelanggan industri.
Baca Juga:
Peningkatan Peserta Program Electrifying Marine: PLN Laporkan Tambahan 4.799 Pelanggan Pada 2023
Komitmen permintaan listrik yang relatif tinggi itu berasal dari masifnya pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter bijih mineral serta pembentukan kawasan industri di sejumlah daerah. Di sisi lain, dia mengatakan, sejumlah industri yang berorientasi ekspor belakangan mencatatkan permintaan listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) yang relatif tinggi saat ini.
Dia mencontohkan permintaan energi bersih mengalami peningkatan dari industri pusat data atau data center hingga korporasi multinasional.
Dengan demikian, dia mengatakan, perseroannya tengah merevisi kembali RUPTL 2021-2030 untuk menyesuaikan kembali sejumlah asumsi di tengah naiknya permintaan listrik tersebut.