Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat saat ini secara keseluruhan cadangan nikel baik jenis nikel kadar tinggi atau saprolit dan nikel kadar rendah atau limonit terkira sebesar 5,2 miliar ton.
Dari cadangan nikel yang terhitung mencapai 5 miliar ton tersebut, sebanyak 3,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar tinggi atau saprolit dan 1,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar rendah atau limonit.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Sumber cadangan nikel di Indonesia paling banyak tersimpan di wilayah Sulawesi. Adapun, Indonesia masih memiliki sumber daya nikel sekitar 17 miliar ton di luar green area yang belum dieksplorasi.
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia", Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.
Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.
Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, di mana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.
[Redaktur: Alpredo Gultom]