WahanaNews.co, Jakarta - Konferensi Tingkat Menteri ke-13 (KTM13) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), telah dimulai secara resmi di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab. Momentum KTM ke-13 WTO kali ini cukup istimewa karena menjelang peringatan ke-30 tahun berdirinya WTO.
Keberhasilan Timor Leste dan Comoros dalam menyelesaikan
proses aksesi sebagai anggota baru WTO pada KTM 13 juga telah memberikan sinyal positif mengenai relevansi WTO sebagai satu-satunya organisasi internasional global
yang mengatur mengenai peraturan perdagangan antar negara.
Baca Juga:
Apresiasi Importir AS, Pemerintah Indonesia Serahkan Primaduta Award 2024
Bersama dengan anggota WTO lainnya, Delegasi Indonesia akan merundingkan berbagai isu strategis dalam upaya peningkatan perdagangan global dan perwujudan
pembangunan berkelanjutan.
Dalam pidato pembukaannnya, Direktur Jenderal WTO, Dr Ngozi Okonjo-Iweala, secara proaktif turut mendorong agar seluruh anggota dapat bekerjasama dan menghasilkan kesepakatan dalam penyelenggaraan KTM kali ini.
Di lain pihak, penyelenggaraan KTM13 tidak terlepas dari berbagai tantangan eksternal global seperti konflik geopolitik, krisis hutang luar negeri, krisis pangan dan energi, serta
dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
Kopi Indonesia Dipamerkan dengan Konsep Lounge dalam Seoul International Café Show ke-23
Untuk itu, WTO perlu melakukan terobosan dan meraih kesepakatan yang dapat berkontribusi dalam penyelesaian berbagai permasalahan
tersebut.
Meskipun tidak mudah dalam atasi berbagai tantangan tersebut, ditegaskan oleh Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono yang memimpin
Delegasi Indonesia mewakili Mendag RI, bahwa Delegasi Indonesia akan terpartisipasi aktif negosiasi di KTM ke-13 WTO.
Indonesia berharap dapat mencapai kesepakatan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh anggota WTO, khususnya negara berkembang. Digarisbawahi bahwa upaya ini akan memberikan solusi konkret dalam penanganan krisis global untuk mempunyai sejumlah isu prioritas pada KTM ke-13 WTO, yang meliputi
pertanian, perikanan, moratorium dan program kerja E-Commerce, reformasi sistem penyelesaian sengketa, dan isu pembangunan.
Sementara itu Dubes RI Abu Dhabi, Husin Bagis, menyampaikan harapannya agar Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO ini dapat kesepakatan yang bermanfaat bagi
semua pihak. Lebih utama lagi adalah, perjuangan diplomasi Indonesia utamanya difokuskan untuk memperjuangkan kepentingan nasional serta rakyat Indonesia.
Dubes Husin Bagis berharap agar dengan suasana yang kondusif dan nyaman di Abu Dhabi para anggota Delegasi Indonesia bisa optimal mencapai tujuan nasional Indonesia.
“KBRI Abu Dhabi akan mendukung penuh Delri dalam melaksanakan amanah bangsa dan negara,” tandas Dubes Bagis.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]