WahanaNews.co | Pemanfaatan bioteknologi pada sektor industri menjadi salah satu fokus pembahasan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selama kunjungan kerja di Jepang.
Bioteknologi merupakan teknologi kunci untuk mewujudkan konsep sustainability atau keberlanjutan yang menjadi tren dunia perlu diadaptasi oleh industri, sehingga pembangunannya dapat selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga:
Sebutkan Data MVA dan Kontribusi Ekonomi Manufaktur, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi
Sebagai bagian upaya pengembangan industri bioteknologi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan-pertemuan dengan Algae Industry Incubation Consortium Japan dan Euglena Co., Ltd.
“Pertemuan-pertemuan tersebut adalah dalam rangka membahas peluang kerja sama pengembangan bioteknologi di bidang industri dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki kedua perusahaan tersebut,” ujar Menperin dalam siaran pers yang diterima Selasa (6/6).
Dalam pertemuan dengan Senior Managing Director of Algae Industry Incubation Consortium Japan Profesor Makoto M. Watanabe, Menperin membahas mengenai teknologi pengembangan mikroalgae yang cocok dibudidayakan di Indonesia sebagai basis utama dalam scale up crude oil, misalnya Spirulina.
Baca Juga:
Menperin Kenalkan Konsep Green Mobility Fasilitasi Teknologi Otomotif Masa Depan
Pengembangan mikroalgae di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan pengganti crude oil yang dibutuhkan sebagai sebagai sumber energi dan alternatif bahan baku di banyak industri. Mikroalgae sangat prospektif dikembangkan di indonesia karena didukung oleh kondisi lingkungan yang memadai, dengan banyaknya sinar matahari dan suhu yang hangat.
Keunggulan lainnya yang dimiliki Indonesia dalam pengembangan mikroalgae adalah lahan yang cukup, tersedianya sumber daya manusia, dan biaya produksi yang lebih kompetitif dibandingkan di Jepang.
Menperin menyambut baik hasil riset Profesor Watanabe yang dan sangat mungkin diterapkan di indonesia dalam upaya menyerap CO2 di industri maupun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. “Kami juga akan mendorong kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya pelaku industri untuk pemanfaatan hasil temuan Profesor Watanabe,” kata Menperin.