Untuk itu, Menperin mendukung terwujudnya kerja sama Business to Business (B2B) dalam pengembangan mikroalgae menjadi crude oil.
“Kami juga akan menfasilitasi kerja sama pengembangan mikroalgae melalui fasilitas yang dimiliki oleh Kemenperin, misalnya Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri di Semarang,” jelasnya.
Baca Juga:
Sebutkan Data MVA dan Kontribusi Ekonomi Manufaktur, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi
Pada kesempatan yang sama, Menperin juga melakukan pertemuan dengan Founder and President Euglena Co., Ltd. Mitsuru Izumo. Selama ini, Euglena Co., Ltd. lebih banyak mengolah Euglena menjadi produk makanan, kosmetik dan bahan tambahan, serta bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang (sustainable aviation fuel).
“Ada banyak potensi untuk mengatasi masalah lingkungan di Indonesia dengan teknologi perusahaan tersebut. Teknologi ini dapat menghasilkan sumber daya yang berkelanjutan di Indonesia. Pengembangan teknologi ini di Indonesia juga akan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat netral karbon,” jelasnya.
Karenanya, Menperin menjajaki kerja sama dengan Euglena Co., Ltd. untuk dapat memfasilitasi perusahaan-perusahaan industri hilir di Indonesia untuk memanfaatkan mikroalgae, antara lain dalam mengurangi pencemaran udara hingga memproduksi pupuk kompos.
Baca Juga:
Menperin Kenalkan Konsep Green Mobility Fasilitasi Teknologi Otomotif Masa Depan
Menperin juga membahas kemungkinan pemanfaatan Spirulina yang banyak hidup di daerah tropis sebagai alternatif pengganti Euglena. Di Indonesia, terdapat tiga industri yang saat ini memproduksi bubuk Spirulina untuk bahan baku makanan super, bahan tambahan makanan, kosmetik, dan pakan.
Saat ini, Euglena Co., Ltd juga tengah bekerja sama dengan Universitas Padjajaran untuk melakukan pilot project optimalisasi reduksi karbon. Riset tersebut merupakan inovasi untuk mengurangi emisi CO2 di PLTU batu bara melalui carbon capture dengan mikroalgae dan menghasilkan biomassa alga yang dapat diaplikasikan kembali untuk biofluel.
Menperin menyampaikan dukungannya untuk implementasi pilot project mikroalgae sebagai carbon capture di PLTU batu bara dan implementasi fermentasi hijau dalam menghasilkan green tempe dan green compost untuk dapat diterapkan pada sektor industri secara lebih luas.