Namun, ia belum bisa mengungkap pihak mana yang akan menggantikannya.
"Saya sudah dengar-dengar akan ada yang ambil alih. Biasanya memang begitu di dunia ritel, kalau ada yang tutup, nanti akan diganti brand lain," katanya.
Baca Juga:
Wanti-wanti Pengusaha RI! IPO Rp21 Triliun 2021 Lalu Tutup 2024, Investor Bukalapak Gigit Jari
Ia mencontohkan kasus serupa saat jaringan Giant tutup dan lokasi gerainya diisi oleh Hypermart atau ritel lain.
Lulu Hypermarket Juga Hengkang
Budihardjo menambahkan, fenomena ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Lulu Hypermarket juga memutuskan menutup salah satu gerainya di Indonesia, yakni Lulu Hypermarket QBIG BSD, yang resmi berhenti beroperasi sejak 30 April 2025.
Baca Juga:
Konsumen Kini Lebih Memilih Harga Murah Dibandingkan Merek
Penutupan ini disebut sebagai dampak dari berbagai tantangan yang dihadapi pelaku ritel asing di Indonesia, mulai dari sulitnya mendapatkan barang dagangan, proses perizinan yang rumit, hingga gangguan keamanan seperti aksi premanisme.
"Saya sudah sampaikan, sektor ritel butuh kemudahan, baik dari segi impor, perizinan, maupun distribusi barang. Kalau semuanya sulit, tentu bikin lelah para pelaku usaha," ujar Budihardjo.
Masih Ada Harapan