"Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat serta mendukung aktivitas bisnis terutama untuk usaha kecil dan menengah serta peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemerintah," imbuh Kemenkeu.
Selain itu, tingginya angka subsidi pada tahun 2023 juga dipicu oleh komitmen pemerintah untuk mencapai target pengurangan emisi melalui pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT), serta pencapaian target rasio elektrifikasi nasional.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Hingga kuartal I 2024, realisasi subsidi energi mencapai Rp27,9 triliun. Angka ini setara dengan 14,7 persen dari total APBN 2024.
Realisasi tersebut mencakup subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp3,3 triliun (12,8 persen dari APBN 2024), subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 kg sebesar Rp13,2 triliun (15,1 persen dari APBN 2024), dan subsidi listrik mencapai Rp11,4 triliun (15,0 persen dari APBN 2024).
"Volatilitas harga komoditas saat ini berpotensi menjadi beban bagi APBN," ujar Kemenkeu.
Baca Juga:
Bebani Konsumen Listrik, YLKI Desak Pemerintah Batalkan Power Wheeling
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.