Karena itu, Danantara kini mendorong konsolidasi besar-besaran dengan memangkas jumlah entitas usaha BUMN dari lebih dari 1.000 perusahaan menjadi sekitar 200 perusahaan yang fokus pada bisnis inti dan beroperasi tanpa lapisan tidak produktif.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah menutup perusahaan-perusahaan yang hanya bertindak sebagai perantara transaksi dan tidak memiliki fungsi strategis dalam rantai produksi maupun layanan sehingga kebocoran anggaran negara bisa dikendalikan.
Baca Juga:
INALUM Dukung Pertanian Berkelanjutan Lewat Penerapan Metode Tani Nusantara di Kuala Tanjung
“Ruginya kita itu setahun Rp30 triliun hanya dari proses yang seperti itu, sampai tujuh entitas bisnis ke bawahnya, anak, cucu sampai tujuh layer, nah ini faktanya harus kita bereskan,” ujar Dony menutup pernyataannya dengan penekanan bahwa reformasi struktural menjadi harga mati.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.