WahanaNews.co, Jakarta - Pertemuan tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di kota Sharm El-Sheikh, Mesir, telah selesai diselenggarakan pada Selasa (26/9) kemarin. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menceritakan padatnya agenda yang ia hadiri di hari kedua atau hari terakhir pertemuan tersebut.
Menkeu mengawali hari kedua dengan menyaksikan penandatanganan MoU dan Letter of Intent (LOI) antara AIIB dengan PT PLN serta PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Ia menyebut, kerja sama ini dilakukan untuk menyukseskan transisi energi di Indonesia.
Baca Juga:
Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya di PTUN Jakarta Soal Cekal ke Luar Negeri
"Hari ini dengan penandatanganan ini akan diharapkan adanya suatu platform bersama untuk kerja sama antara PT PLN, PT SMI, dan juga dengan AIIB untuk menyukseskan transmisi dan transisi energi di Indonesia," ungkap Sri Mulyani.
Dengan penandatanganan LoI tersebut, maka AIIB berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan, bantuan teknis, dan dukungan pengembangan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat transisi energi Indonesia.
Termasuk, pembiayaan untuk sistem transmisi di Sumatra, dengan perkiraan biaya USD657 juta untuk tahun 2024-2026 dan tambahan USD213 juta pada tahun 2023.
Baca Juga:
Heboh Konten Viral Putra Menkeu: Purbaya Akui Yudo Masih Bocah dan Larang Pakai IG
Menurut Sri Mulyani, kerja sama tersebut menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan porsi sumber energi terbarukan sekaligus membangun keandalan dan keamanan energi di Indonesia.
Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan saat ini isu perubahan iklim menjadi bahasan penting selama dua hari pertemuan tahunan AIIB. Bahkan, isu ini juga merupakan tantangan bagi masyarakat dunia.
"Kita semua tahu bahwa masalah climate change menjadi masalah yang luar biasa penting dan selama 2 hari pertemuan Annual Meeting AIIB kita membicarakan mengenai climate change yang merupakan tantangan bagi masyarakat dunia", ujarnya.