WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam konteks globalisasi ekonomi, kualitas produk bukan sekadar parameter teknis, melainkan menjadi aset strategis bagi pertumbuhan bisnis.
Ketika proses produksi melibatkan berbagai lokasi manufaktur lintas negara, tantangan integrasi mutu antar komponen menjadi isu utama.
Baca Juga:
Raup Rp 90 Juta dari Parkir Liar, Polisi Bongkar Sindikat Preman di Jakarta Utara
Produk akhir yang dikonsumsi masyarakat secara langsung membutuhkan desain yang presisi dan fabrikasi yang andal.
Di sinilah standarisasi internasional seperti ISO memainkan peran vital sebagai fondasi sistemik untuk menjaga kualitas dan keandalan produk.
ISO, singkatan dari The International Organization for Standardization, merupakan organisasi non-pemerintah yang beranggotakan lebih dari 160 negara.
Baca Juga:
Perang Dunia Semakin Nyata, ALPERKLINAS Himbau Pemerintah dan PLN Antisipasi Serangan Siber Terhadap Sistem Kelistrikan Tanah Air
Lembaga ini menyusun berbagai standar teknis untuk industri global dengan fokus pada efisiensi, keamanan, dan mutu produk.
Meskipun tidak bersifat wajib, kepatuhan terhadap standar ISO telah menjadi indikator penting dalam rantai pasok modern.
Perusahaan yang memilih mitra bersertifikasi ISO mendapatkan keuntungan kompetitif berupa pengurangan pemborosan, pengendalian biaya, dan peningkatan nilai produk.